Ilustrasi dari opinzone.wordpress.com |
RASANYA bangga, jika setiap aktivitas yang kita kerjakan selalu berjalan lancar. Pergi kesana-kemari
bukan menjadi suatu halangan agar kita bisa menyelesaikan aktivitas itu. Capek,
bosan, dan kadang malas sudah menjadi teman dalam keseharian kita. Maka cara
salah satunya untuk menghilangkan itu adalah di dalam diri harus dibumbui
dengan kata semangat dan motivasi. Semangat…..kataku dalam hati ini. Kerjakan dan
mengalir teruslah dalam menjalani kehidupanmu termasuk juga setiap aktivitas
yang selalu meminta untuk dikerjakan dihadapanmu.
***
Suda
satu minggu lebih saya berjuang untuk menyelesaikan hasil penelitianku. Rasanya
hari ini yang rampung suda sekitar 90 persen. Untuk merampungkannya seratus
persen tinggal tekad dan kerja kerasku saja yang akan menentukan. Saya harus rajin, saya harus menyisihkan waktuku untuk mengerjakan hasil penelitianku, namun tidak harus meninggalkan untuk membaca buku walaupun 30 menit; mengerjakan hasil penelitian, istrahat sambil membaca buku. Dan yang saya
pikir lagi orang tua suda menanyakanku dari kampung, kapan wisuda nak katanya,
sabar Bu saya sedang berusaha nih.
Bangga
juga jika hasil penelitianku selesai, namun yang membikin repot lagi ketika
konsultasi dengan pembimbing kemudian disuruh revisi ini, revisi itu atau
perbaiki ini, perbaiki itu, tambah ini, tambah itu. Ia, tapi itulah proses
belajar untuk menuju ke pengetahuan itu, semua butuh berkorban tenaga, pikiran
dan juga waktu.
Yang
membuat saya bangga pada diri sendiri adalah kerja kerasku, kemudian hasil
penelitian yang tidak dikerjakan sama orang lain. Saya memilih untuk belajar
sendiri, mengetahui sendiri dan orang lain hanya merupakan penyemangat atau
yang bisa memberikanku arahan-arahan dan hasilnya ku kerjakan sendiri. Jika orang
lain diminta dikerjakan orang, ia itulah mereka yang sama sekali tidak
menghargai proses. Beda halnya dengan saya, proses merupakan substansi hidupku
yang kelak kemudian hari dapat membekali dalam setiap perjalanan di kehidupan ini.
Jika kita diperhadapkan dengan hal serumit apapun jika suda kita melaluinya
dengan sebuah proses, maka hal itu tentu akan mempermuda kita untuk
menghadapinya.
Ia,
seperti itulah seharusnya generasi sekarang, menghargai proses bukan kemudian
selalu menginginkan segala sesuatu serba instan. Namun zaman sekarang ini
memang banyak generasi-genarasi muda yang tak tahan dengan proses, tak tahan
banting. Jika orang tuanya seorang Wali Kota misalnya, suda pasti jalannya
adalah mengendarai nama atau jabatan orang tuanya untuk menuju ketingkatan yang
lebih tinggi itu. Ia, oligarki dan anak oligarki memang selalu mempunyai
kekuatan dalam kepenguasaan ekonomi dan politik. Hehehhe…….jangan kepanjangan
bahas ini, tapi lain kali saya akan membahas hal ini. Tunggu saja tulisannya……
***
Hari
ini saya berada di Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara tepatnya
lantai dua, tempat yang penuh dengan buku-buku statistik, hasil-hasil
perekonomian di seluruh daerah Sulawesi Tenggara. Saya bergumul dengan
angka-angka itu meskipun saya tidak suka dengan angka-angka statistik. Namun karena
keharusan bagi saya untuk melengkapi data-data hasil penelitianku maka
kulakukan saja dengan senang hati. Pikirku, ini tidak akan lama lagi akan
selesai dan tentu akan berlalu.
Semangatnya
lagi ditambah dengan pegawai Badan Pusat Statistiknya yang cantik dan gemas
ketika aku lihat. Saya lihat dia masih gadis, ketika kami berpapasan mata dia
selalu memalingkannya ke tempat lain. Ada apa gerangan? Apakah dia gak suka,
karena aku suda terlalu sering mondar-mandir kesini. Ahh…tapi tidak mungkin
seorang pegawai seperti itu, dari suaranhya ketika melayani saya untuk masuk
ruangan, suara itu terdengar sangat halus dan sopan. Ahhh….Jika saja diriku
menjadi manusia yang jelas (jelas dalam artian punya pekerjaan, mobil atau
punya kekayaan) mungkin suda lama aku naksir dan mempersembahkan diriku untuk
menyatu bersamanya didalam roh dan jiwanya. Meskipun tidak mungkin saya akan
berusaha, hidupku adalah untuknya, sampai mati aku akan bersamamu. Hahahah…melankolis
lagi….
Kendari, 22 Februari 2016
Laode Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar