21 Februari 2016

Merampungkan Hasil Penelitian di BPS

Ilustrasi dari opinzone.wordpress.com


RASANYA bangga, jika setiap aktivitas yang kita kerjakan selalu berjalan lancar. Pergi kesana-kemari bukan menjadi suatu halangan agar kita bisa menyelesaikan aktivitas itu. Capek, bosan, dan kadang malas sudah menjadi teman dalam keseharian kita. Maka cara salah satunya untuk menghilangkan itu adalah di dalam diri harus dibumbui dengan kata semangat dan motivasi. Semangat…..kataku dalam hati ini. Kerjakan dan mengalir teruslah dalam menjalani kehidupanmu termasuk juga setiap aktivitas yang selalu meminta untuk dikerjakan dihadapanmu.
***
Suda satu minggu lebih saya berjuang untuk menyelesaikan hasil penelitianku. Rasanya hari ini yang rampung suda sekitar 90 persen. Untuk merampungkannya seratus persen tinggal tekad dan kerja kerasku saja yang akan menentukan. Saya harus rajin, saya harus menyisihkan waktuku untuk mengerjakan hasil penelitianku, namun tidak harus meninggalkan untuk membaca buku walaupun 30 menit; mengerjakan hasil penelitian, istrahat sambil membaca buku. Dan yang saya pikir lagi orang tua suda menanyakanku dari kampung, kapan wisuda nak katanya, sabar Bu saya sedang berusaha nih.
Bangga juga jika hasil penelitianku selesai, namun yang membikin repot lagi ketika konsultasi dengan pembimbing kemudian disuruh revisi ini, revisi itu atau perbaiki ini, perbaiki itu, tambah ini, tambah itu. Ia, tapi itulah proses belajar untuk menuju ke pengetahuan itu, semua butuh berkorban tenaga, pikiran dan juga waktu.
Yang membuat saya bangga pada diri sendiri adalah kerja kerasku, kemudian hasil penelitian yang tidak dikerjakan sama orang lain. Saya memilih untuk belajar sendiri, mengetahui sendiri dan orang lain hanya merupakan penyemangat atau yang bisa memberikanku arahan-arahan dan hasilnya ku kerjakan sendiri. Jika orang lain diminta dikerjakan orang, ia itulah mereka yang sama sekali tidak menghargai proses. Beda halnya dengan saya, proses merupakan substansi hidupku yang kelak kemudian hari dapat membekali dalam setiap perjalanan di kehidupan ini. Jika kita diperhadapkan dengan hal serumit apapun jika suda kita melaluinya dengan sebuah proses, maka hal itu tentu akan mempermuda kita untuk menghadapinya.
Ia, seperti itulah seharusnya generasi sekarang, menghargai proses bukan kemudian selalu menginginkan segala sesuatu serba instan. Namun zaman sekarang ini memang banyak generasi-genarasi muda yang tak tahan dengan proses, tak tahan banting. Jika orang tuanya seorang Wali Kota misalnya, suda pasti jalannya adalah mengendarai nama atau jabatan orang tuanya untuk menuju ketingkatan yang lebih tinggi itu. Ia, oligarki dan anak oligarki memang selalu mempunyai kekuatan dalam kepenguasaan ekonomi dan politik. Hehehhe…….jangan kepanjangan bahas ini, tapi lain kali saya akan membahas hal ini. Tunggu saja tulisannya……
***
Hari ini saya berada di Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara tepatnya lantai dua, tempat yang penuh dengan buku-buku statistik, hasil-hasil perekonomian di seluruh daerah Sulawesi Tenggara. Saya bergumul dengan angka-angka itu meskipun saya tidak suka dengan angka-angka statistik. Namun karena keharusan bagi saya untuk melengkapi data-data hasil penelitianku maka kulakukan saja dengan senang hati. Pikirku, ini tidak akan lama lagi akan selesai dan tentu akan berlalu.
Semangatnya lagi ditambah dengan pegawai Badan Pusat Statistiknya yang cantik dan gemas ketika aku lihat. Saya lihat dia masih gadis, ketika kami berpapasan mata dia selalu memalingkannya ke tempat lain. Ada apa gerangan? Apakah dia gak suka, karena aku suda terlalu sering mondar-mandir kesini. Ahh…tapi tidak mungkin seorang pegawai seperti itu, dari suaranhya ketika melayani saya untuk masuk ruangan, suara itu terdengar sangat halus dan sopan. Ahhh….Jika saja diriku menjadi manusia yang jelas (jelas dalam artian punya pekerjaan, mobil atau punya kekayaan) mungkin suda lama aku naksir dan mempersembahkan diriku untuk menyatu bersamanya didalam roh dan jiwanya. Meskipun tidak mungkin saya akan berusaha, hidupku adalah untuknya, sampai mati aku akan bersamamu. Hahahah…melankolis lagi….

                                                                                                 Kendari, 22 Februari 2016
                                                                                                 Laode Halaidin

0 komentar:

Posting Komentar