SELALU
ada saja orang-orang yang dapat dijadikan guru menulis. Mereka adalah
orang-orang yang secara otodidak banyak belajar baik lewat buku-buku maupun
berguru pada penulis-penulis yang lain. Saya melihat banyak orang-orang yang
dapat dijadikan guru menulis di media sosial, misalnya penulis produktif Yusran
Darmawan, Dewi Lestari dengan nama pena Dee Lestari, Goenawan Muhamad, Hernowo
dan masih banyak lagi. Kita dapat menelusuri dan menemukan tulisan-tulisan
mereka dengan muda di blog pribadi.
Hari
ini ada satu lagi yang dapat dijadikan guru menulis yaitu Alfan Alfian. Ia
adalah penulis andal, yang tulisannya banyak dimuat di media massa seperti
koran Jawa Pos, Tempo, Kompas, Pelita, Seputar Indonesia, dan www.antaranews.com. Ia sangat mengidolakan gaya
kepenulisan Emha Ainun Nadjib. Bukunya yang berjudul “Bagaimana Saya Menulis”
banyak menyuguhkan pengalaman dan tips-tipsnya dalam menulis, terutama menulis
tentang opini/esai di media massa.
***
Ada
yang menarik buat saya ketika membaca buku ini. Dalam kata pengantar buku ini
yang disampaikan oleh Hajriyanto Y. Thohari ada kutipan dari ungkapan Mukti Ali
katanya “kalau anda ingin terkenal maka menulislah! Atau berbuatlah sesuatu
sehingga orang menulis tentang perbuatan anda itu”. Memang banyak orang-orang
yang terkenal karena tulisan-tulisannya seperti Pramoedya Ananta Toer, Ahmad
Tohari, Ahmad Wahib, Emha Ainun Nadjib, Sultan Takdir Alisjahbana, Gus Dur dan
lain sebagainya. Tulisan-tulisan mereka lahir karena suatu kegelisahan terhadap
keadaan negerinya, yang kemudian dapat menyihir perspektif masyarakat.
Penulisnya sendiri Alfan Alfian pun seperti itu. Banyak melahirkan karya
buku-buku karena berangkat dari suatu kegelisahan terhadap kepemimpinan dan
perpolitikan di negeri ini.
Menulis
tak bisa terpisahkan dari membaca. Menulis harus dimulai dengan banyak membaca
dan latihan. Orang-orang termasyhur yang tulisan-tulisannya bernas tidak pernah
terpisah dengan buku-buku bacaan. Mereka membaca secara otodidak, kritik lalu
kemudian menemukan gagasan untuk menuliskannya. Khusus penulis buku ini
sendiri, mengatakan bahwa ia menyukai segala macam buku. Buku adalah media
untuk belajar. Sehingga tak heran jika ia bisa menghasilkan tulisan-tulisan
yang bisa dimuat di media-media raksasa seperti kompas dan tempo.
Di
dalam buku ini, ia memberikan contoh cara-cara penulisan yang baik. Ia menghidangkan
tulisan-tulisannya yang bernas, yang menggugah nurani. Ia begitu piawai
menyusun kata yang kemudian melahirkan berbagai artikel. Dengan itu ia tetap
merendah hati bahwa tak ada penulis yang pemula atau penulis bukan pemula. Semua
penulis adalah penulis. Menulis sejatinya adalah mengartikulasikan pikiran dan
gagasan. Seorang penulis adalah seseorang yang mempunyai banyak pikiran dan
gagasan, begitulah kata Hajriyanto Y. Thohari.
Ada
13 tips bagaimana menulis artikel di media massa. Untuk mengetahui tips-tipsnya
silahkan beli dan baca bukunya...
Kendari, 1 Juli 2016
Laode
Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar