30 Juni 2016

Alfan Alfian: Guru Menulis di Media


SELALU ada saja orang-orang yang dapat dijadikan guru menulis. Mereka adalah orang-orang yang secara otodidak banyak belajar baik lewat buku-buku maupun berguru pada penulis-penulis yang lain. Saya melihat banyak orang-orang yang dapat dijadikan guru menulis di media sosial, misalnya penulis produktif Yusran Darmawan, Dewi Lestari dengan nama pena Dee Lestari, Goenawan Muhamad, Hernowo dan masih banyak lagi. Kita dapat menelusuri dan menemukan tulisan-tulisan mereka dengan muda di blog pribadi.
Hari ini ada satu lagi yang dapat dijadikan guru menulis yaitu Alfan Alfian. Ia adalah penulis andal, yang tulisannya banyak dimuat di media massa seperti koran Jawa Pos, Tempo, Kompas, Pelita, Seputar Indonesia, dan www.antaranews.com. Ia sangat mengidolakan gaya kepenulisan Emha Ainun Nadjib. Bukunya yang berjudul “Bagaimana Saya Menulis” banyak menyuguhkan pengalaman dan tips-tipsnya dalam menulis, terutama menulis tentang opini/esai di media massa.
***
Ada yang menarik buat saya ketika membaca buku ini. Dalam kata pengantar buku ini yang disampaikan oleh Hajriyanto Y. Thohari ada kutipan dari ungkapan Mukti Ali katanya “kalau anda ingin terkenal maka menulislah! Atau berbuatlah sesuatu sehingga orang menulis tentang perbuatan anda itu”. Memang banyak orang-orang yang terkenal karena tulisan-tulisannya seperti Pramoedya Ananta Toer, Ahmad Tohari, Ahmad Wahib, Emha Ainun Nadjib, Sultan Takdir Alisjahbana, Gus Dur dan lain sebagainya. Tulisan-tulisan mereka lahir karena suatu kegelisahan terhadap keadaan negerinya, yang kemudian dapat menyihir perspektif masyarakat. Penulisnya sendiri Alfan Alfian pun seperti itu. Banyak melahirkan karya buku-buku karena berangkat dari suatu kegelisahan terhadap kepemimpinan dan perpolitikan di negeri ini.
Menulis tak bisa terpisahkan dari membaca. Menulis harus dimulai dengan banyak membaca dan latihan. Orang-orang termasyhur yang tulisan-tulisannya bernas tidak pernah terpisah dengan buku-buku bacaan. Mereka membaca secara otodidak, kritik lalu kemudian menemukan gagasan untuk menuliskannya. Khusus penulis buku ini sendiri, mengatakan bahwa ia menyukai segala macam buku. Buku adalah media untuk belajar. Sehingga tak heran jika ia bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang bisa dimuat di media-media raksasa seperti kompas dan tempo.
Di dalam buku ini, ia memberikan contoh cara-cara penulisan yang baik. Ia menghidangkan tulisan-tulisannya yang bernas, yang menggugah nurani. Ia begitu piawai menyusun kata yang kemudian melahirkan berbagai artikel. Dengan itu ia tetap merendah hati bahwa tak ada penulis yang pemula atau penulis bukan pemula. Semua penulis adalah penulis. Menulis sejatinya adalah mengartikulasikan pikiran dan gagasan. Seorang penulis adalah seseorang yang mempunyai banyak pikiran dan gagasan, begitulah kata Hajriyanto Y. Thohari.
Ada 13 tips bagaimana menulis artikel di media massa. Untuk mengetahui tips-tipsnya silahkan beli dan baca bukunya...

                                                                                      Kendari, 1 Juli 2016
                                                                                      Laode Halaidin

0 komentar:

Posting Komentar