15 Juli 2016

Potensi Wisata Pantai di Muna, Perlu Keseriusan Pengelolaan

Pantai Maleura di Kabupaten Muna: Sumber Foto Salim.

Salah satu kunjungan masyarakat untuk menikmati libur panjang biasanya dengan melakukan liburan ke pantai. Sebagian masyarakat menilai bahwa liburan ke pantai merupakan suatu momen yang indah, dimana keluarga bersukacita dengan menikmati pemandangan laut yang begitu menawan. Namun hal itu tentunya bukan saja masyarakat lokal yang menikmati libur panjang di pantai tersebut, namun biasanya juga dari berbagai mancanegara. Lihat saja misalnya di Bali dengan pantai Kuta-nya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan dari berbagai negara. Pantai di Wakatobi dengan berbagai macam kekayaan alam lautnya, dapat menarik berbagai wisatawan mancanegara. Selain itu juga dijadikan sebagai pusat penelitian alam bawah laut oleh para peneliti di berbagai negara.
Potensi wisata seperti pantai, sebenarnya bisa mendapatkan pendapatan daerah jika dapat dikelola dengan baik. Hal itu tentunya harus didukung atau ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana seperti jalan raya, penginapan dan lain sebagainya. Maka dengan adanya ketersediaan diatas, keperluan dan kenyamanan masyarakat dapat terakomodasi dengan baik. Banyak daerah-daerah yang memiliki potensi wisata yang dapat dikunjungi oleh masyarakat lokalnya sendiri maupun dari mancanegara tak terkecuali di Kabupaten Muna. Pengelolaan wisata tentunya sangat penting disini agar dapat menarik perhatian masyarakat dunia.
***
Di Kabupaten Muna ini, juga terdapat beberapa potensi wisata yang sangat menarik dan juga dikunjungi oleh beberapa wisatawan mancanegara untuk melakukan penelitian seperti negara Australia, Amerika Serikat, dan juga Kanada. Potensi wisata itu seperti Pantai Maleura, Pantai Napabale, dan Pantai Walengkabola.
Salah satu pengunjung Pantai Maleura: Sumber Foto Salim.
Pemandangan Pantai Maleura: Sumber Foto Salim.

Di Pantai Maleura dan Napabale lokasinya saling berdekatan. Dua pantai ini hanya terpisahkan oleh batu karang yang besar dengan rerimbunan hutan lebat, yang membentang dari Timur ke Barat. Khusus di pantai Maleura dan Napabale terdapat gua-gua yang terletak di pinggir-pinggir laut. Pantainya cukup bersih dan airnya sangat jernih. Saya melihat banyak masyarakat yang berkunjung, dan menikmati pemandangan alam di sisni. Untuk orang-orang Australia, Amerika Serikat dan Kanada datang bukan saja untuk berwisata dan menikmati libur mereka, namun juga melakukan penelitian di dalam gua-gua tersebut.
Wisatawan Mancanegara di Pantai Napabale Kabupten Muna: Sumber Foto Salim.
Pemandangan Pantai Napabale: Sumber Foto Salim.
Namun untuk sarana infrastruktur jalan yang menuju pantai Maleura dan Napabale suda cukup memadai. Jalanannya bukan lagi pengerasan tanah dan batu-batu, namun suda di aspal. Masyarakat setempat mengatakan bahwa pengaspalan jalanan tersebut baru dilakukan beberapa bulan yang lalu. Pikirku, mungkin ini sama dengan jalanan yang dikampung, di aspal ketika dekat-dekat Pemilihan Bupati. Yang kurang adalah penginapan dan vila yang kurang terawat dengan baik. Meskipun demikian, masyarakat tetap banyak mengunjungi tempat wisata yang menjadi favorit di Kabupaten Muna ini.
Sementara itu, pantai Walengkabola masih dimarjinalkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Muna. Pantai ini terdapat dibagian Utara Kabupaten Muna tepatnya di bagian Wakuru. Walengkabola merupakan perkampungan yang terdapat dipinggiran pantai. Disini juga terdapat pasar lelang ikan. Biasanya ikan hasil tangkapan nelayan, langsung dijual dipasar pinggir laut ini. Namun pasarnya terlihat sangat tidak terawat dan sangat tidak bersih. Hal ini tentunya dikarenakan jalanannya masih dalam bentuk pengerasan tanah dan batu-batu, tidak dilakukan pengaspalan.
Pantai Walengkabola
Beberapa Pengunjung di Pantai Walengkabola
Yang memprihatinkan adalah sarana dan prasarana seperti infrastruktur jalan yang sama sekali tidak memadai. Masyarakatnya tidak menikmati aspal yang baik, bahkan suda bertahun-tahun jalanan tersebut tidak pernah dikenai aspal. Sama halnya dengan penginapan, sama sekali tidak ada. Hal lainnya juga adalah vilanya yang suda rusak karena tak pernah dirawat dengan baik. Pantainya cukup indah dan mempunyai pemandangan yang sangat menarik, diapit oleh Buton Tengah dan Buton, namun disamping laut terdapat sampah-sampah plastik, pertanda bahwa lautnya tidak dirawat dan dibersihkan.
***
Inilah kondisi wisata Kabupaten Muna. Seharusnya pemerintah daerah Kabupaten Muna harus berperan aktif untuk mengelolah, melakukan edukasi terhadap tempat-tempat wisata tersebut untuk kemudian dapat menjaga kelestarian alam bawah lautnya. Meskipun tidak sekaya seperti pantai Wakatobi, namun kebersihannya harus tetap dijaga dengan baik. Initnya adalah harus ada eksplorasi terhadap wisata pantai tersebut agar tetap dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara.
Khusus pantai di Kabupaten Muna, seperti Maleura, Napabale dan Walengkabola suda menjadi favorit kunjungan masyarakat lokalnya sendiri. Biasanya ini dilakukan pada saat momen libur panjang seperti selesai lebaran Idul Fitri dan juga biasanya lebaran Idul Adha. Ini suda menjadi tradisi masyarakat sesuda lebaran, menikmati pantai bersama dengan keluarga. Dari beberapa pantai ini saya cukup terkesan bahwa masyarakat setiap tahun tetap memenuhi kunjungan wisata di tiga pantai ini, meskipun jalanannya rusak parah, tidak ada penginapan dan vila yang tidak terawat.
Sahabat-Sahabat Yang Mengunjungi Pantai Walengkabola
Wanita Cantik Yang Mengunjungi Pantai Walengkabola
Dua Perempuan Cantik di Pantai Walengkabola
Dengan hal itu, tentunya pemerintah daerah Kabupaten Muna harus tetap memberikan perhatian terhadap potensi wisata pantai tersebut. Idealnya pemerintah daerah harus memberikan akomodasi yang baik dari segi infrastruktur jalan, penginapan, pengelolaan vila dan juga pantainya. Ini penting untuk kelangsungan wisata pantai agar tetap terjaga dan dapat dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
***
Saya melihat di Kabupaten Muna masih begitu ketinggalan dari berbagai segi, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Bukan saja penataan potensi wisata pantainya, namun juga penataan kondisi kotanya yaitu seperti yang terdapat di Kota Raha. Di Kota Raha (seperti kebanyakan orang menyebutnya) terdapat pasar Laino yang tidak terkelola dengan baik. Sampah menggunung, sehingga bau busuk menyusur tempat tinggal warga dan yang ada dijalan raya. Hal ini terkesan ada pengabaian oleh birokrasi pemerintah daerah karena disibukan oleh pilkada yang tak kunjung selelsai. Birokrasi lebih memperhatikan situasi pilkada yang suda selesai PSU jili II, namun mengabaikan kebersihan penataan Kota Raha.
Selain itu, pelayanan birokrasinya yang tidak efektif, tidak akuntabel dan selalu menyalahi aturan. Misalnya saja pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) terkesan ada pelanggaran disitu. Pengurusan KTP tidak dipungut dengan biaya sepersen pun, namun pegawainya menetapkan, jika membayar uang maka si pembuat KTP tidak perlu mengantri dan bisa diambil pada hari itu. Namun jika tidak, maka dipersilahkan untuk menunggu beberapa hari. Memang tidak tertulis seperti diumumkan, tetapi dari masyarakat yang mengurus kadang merasa tidak adil karena mendapatkan ada orang-orang yang dimintai untuk membayar jika tidak ingin mengantri atau menunggu.
Tentunya bukan saja ini, masih banyak lagi yang perlu dibenahi pemerintah daerah. Namun apa yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa pemerintah daerah Kabupaten Muna harus tetap berkomitmen, bersama dengan semua stakeholder untuk memajukan daerah, demi mencapai kesejahteraan masyarakat kecil secara keseluruhan. Intinya, jangan ada permainan dibelakang pintu tertutup, karena ini akan berakibat fatal pada legitimasi masyarakat. Semua harus transparan, akuntabel dan selalu mendahulukan partisipasi dari semua kalangan atau seluruh stakeholders, agar kemudian yang namanya kesejahteraan rakyat yang selama ini sama sekali masih jauh dapat mendekat dan dapat dicapai. Idelanya, pemerintah daerah Kabupaten Muna harus mengelola pemerintahannya dengan secara jujur, terbuka, bertanggungjawab, dan selalu mengutamakan partisipasi publik serta kepentingan rakyat kecil bukan rakyat yang ada dalam jajaran birokrasinya.
Yang perlu digaris bawahi bahwa pemerintah daerah jangan hanya terbuai nafsuh untuk terus membangun, namun kemudian malas untuk merawatnya. Meskipun kebanyakan pemerintah daerah seperti itu. Ada sifat ego yang mengatakan seperti ini, “buat apa saya memperbaiki dan membangun kembali, itu kan bukan dari saya tapi dari pemerintah sebelum saya”. Ego yang seperti ini perlu dihilangkan, karena bukan bersifat membangun atau mensejahterakan rakyat, namun sifatnya seperti kompetisi dalam satu tim sepakbola. Dan hal seperti ini tidak baik, yang kita dapat tentu bukan kemenangan, namun kekalahan karena ego individu untuk mendapatkan pengakuan.


                                                                                       Muna, 8 Juli 2016
                                                                                       Laode Halaidin

0 komentar:

Posting Komentar