Pantai Maleura di Kabupaten Muna: Sumber Foto Salim. |
Salah
satu kunjungan masyarakat untuk menikmati libur panjang biasanya dengan
melakukan liburan ke pantai. Sebagian masyarakat menilai bahwa liburan ke
pantai merupakan suatu momen yang indah, dimana keluarga bersukacita dengan
menikmati pemandangan laut yang begitu menawan. Namun hal itu tentunya bukan
saja masyarakat lokal yang menikmati libur panjang di pantai tersebut, namun biasanya
juga dari berbagai mancanegara. Lihat saja misalnya di Bali dengan pantai Kuta-nya
yang banyak dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan dari berbagai negara. Pantai di
Wakatobi dengan berbagai macam kekayaan alam lautnya, dapat menarik berbagai
wisatawan mancanegara. Selain itu juga dijadikan sebagai pusat penelitian alam
bawah laut oleh para peneliti di berbagai negara.
Potensi
wisata seperti pantai, sebenarnya bisa mendapatkan pendapatan daerah jika dapat
dikelola dengan baik. Hal itu tentunya harus didukung atau ditunjang dengan
adanya sarana dan prasarana seperti jalan raya, penginapan dan lain sebagainya.
Maka dengan adanya ketersediaan diatas, keperluan dan kenyamanan masyarakat
dapat terakomodasi dengan baik. Banyak daerah-daerah yang memiliki potensi
wisata yang dapat dikunjungi oleh masyarakat lokalnya sendiri maupun dari
mancanegara tak terkecuali di Kabupaten Muna. Pengelolaan wisata tentunya
sangat penting disini agar dapat menarik perhatian masyarakat dunia.
***
Di
Kabupaten Muna ini, juga terdapat beberapa potensi wisata yang sangat menarik
dan juga dikunjungi oleh beberapa wisatawan mancanegara untuk melakukan
penelitian seperti negara Australia, Amerika Serikat, dan juga Kanada. Potensi
wisata itu seperti Pantai Maleura, Pantai Napabale, dan Pantai Walengkabola.
Salah satu pengunjung Pantai Maleura: Sumber Foto Salim. |
Di
Pantai Maleura dan Napabale lokasinya saling berdekatan. Dua pantai ini hanya
terpisahkan oleh batu karang yang besar dengan rerimbunan hutan lebat, yang
membentang dari Timur ke Barat. Khusus di pantai Maleura dan Napabale terdapat
gua-gua yang terletak di pinggir-pinggir laut. Pantainya cukup bersih dan
airnya sangat jernih. Saya melihat banyak masyarakat yang berkunjung, dan
menikmati pemandangan alam di sisni. Untuk orang-orang Australia, Amerika
Serikat dan Kanada datang bukan saja untuk berwisata dan menikmati libur
mereka, namun juga melakukan penelitian di dalam gua-gua tersebut.
Namun
untuk sarana infrastruktur jalan yang menuju pantai Maleura dan Napabale suda
cukup memadai. Jalanannya bukan lagi pengerasan tanah dan batu-batu, namun suda
di aspal. Masyarakat setempat mengatakan bahwa pengaspalan jalanan tersebut
baru dilakukan beberapa bulan yang lalu. Pikirku, mungkin ini sama dengan
jalanan yang dikampung, di aspal ketika dekat-dekat Pemilihan Bupati. Yang
kurang adalah penginapan dan vila yang kurang terawat dengan baik. Meskipun
demikian, masyarakat tetap banyak mengunjungi tempat wisata yang menjadi
favorit di Kabupaten Muna ini.
Sementara
itu, pantai Walengkabola masih dimarjinalkan oleh pemerintah daerah Kabupaten
Muna. Pantai ini terdapat dibagian Utara Kabupaten Muna tepatnya di bagian
Wakuru. Walengkabola merupakan perkampungan yang terdapat dipinggiran pantai. Disini
juga terdapat pasar lelang ikan. Biasanya ikan hasil tangkapan nelayan,
langsung dijual dipasar pinggir laut ini. Namun pasarnya terlihat sangat tidak
terawat dan sangat tidak bersih. Hal ini tentunya dikarenakan jalanannya masih
dalam bentuk pengerasan tanah dan batu-batu, tidak dilakukan pengaspalan.
Yang
memprihatinkan adalah sarana dan prasarana seperti infrastruktur jalan yang
sama sekali tidak memadai. Masyarakatnya tidak menikmati aspal yang baik,
bahkan suda bertahun-tahun jalanan tersebut tidak pernah dikenai aspal. Sama
halnya dengan penginapan, sama sekali tidak ada. Hal lainnya juga adalah
vilanya yang suda rusak karena tak pernah dirawat dengan baik. Pantainya cukup
indah dan mempunyai pemandangan yang sangat menarik, diapit oleh Buton Tengah
dan Buton, namun disamping laut terdapat sampah-sampah plastik, pertanda bahwa
lautnya tidak dirawat dan dibersihkan.
***
Inilah
kondisi wisata Kabupaten Muna. Seharusnya pemerintah daerah Kabupaten Muna
harus berperan aktif untuk mengelolah, melakukan edukasi terhadap tempat-tempat
wisata tersebut untuk kemudian dapat menjaga kelestarian alam bawah lautnya. Meskipun
tidak sekaya seperti pantai Wakatobi, namun kebersihannya harus tetap dijaga
dengan baik. Initnya adalah harus ada eksplorasi terhadap wisata pantai
tersebut agar tetap dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara.
Khusus
pantai di Kabupaten Muna, seperti Maleura, Napabale dan Walengkabola suda
menjadi favorit kunjungan masyarakat lokalnya sendiri. Biasanya ini dilakukan
pada saat momen libur panjang seperti selesai lebaran Idul Fitri dan juga
biasanya lebaran Idul Adha. Ini suda menjadi tradisi masyarakat sesuda lebaran,
menikmati pantai bersama dengan keluarga. Dari beberapa pantai ini saya cukup
terkesan bahwa masyarakat setiap tahun tetap memenuhi kunjungan wisata di tiga
pantai ini, meskipun jalanannya rusak parah, tidak ada penginapan dan vila yang
tidak terawat.
Dua Perempuan Cantik di Pantai Walengkabola |
***
Saya
melihat di Kabupaten Muna masih begitu ketinggalan dari berbagai segi, jika
dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Bukan saja penataan potensi wisata
pantainya, namun juga penataan kondisi kotanya yaitu seperti yang terdapat di Kota
Raha. Di Kota Raha (seperti kebanyakan orang menyebutnya) terdapat pasar Laino
yang tidak terkelola dengan baik. Sampah menggunung, sehingga bau busuk
menyusur tempat tinggal warga dan yang ada dijalan raya. Hal ini terkesan ada pengabaian
oleh birokrasi pemerintah daerah karena disibukan oleh pilkada yang tak kunjung
selelsai. Birokrasi lebih memperhatikan situasi pilkada yang suda selesai PSU
jili II, namun mengabaikan kebersihan penataan Kota Raha.
Selain
itu, pelayanan birokrasinya yang tidak efektif, tidak akuntabel dan selalu
menyalahi aturan. Misalnya saja pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) terkesan
ada pelanggaran disitu. Pengurusan KTP tidak dipungut dengan biaya sepersen
pun, namun pegawainya menetapkan, jika membayar uang maka si pembuat KTP tidak
perlu mengantri dan bisa diambil pada hari itu. Namun jika tidak, maka
dipersilahkan untuk menunggu beberapa hari. Memang tidak tertulis seperti
diumumkan, tetapi dari masyarakat yang mengurus kadang merasa tidak adil karena
mendapatkan ada orang-orang yang dimintai untuk membayar jika tidak ingin
mengantri atau menunggu.
Tentunya
bukan saja ini, masih banyak lagi yang perlu dibenahi pemerintah daerah. Namun
apa yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa pemerintah daerah Kabupaten
Muna harus tetap berkomitmen, bersama dengan semua stakeholder untuk memajukan
daerah, demi mencapai kesejahteraan masyarakat kecil secara keseluruhan.
Intinya, jangan ada permainan dibelakang pintu tertutup, karena ini akan
berakibat fatal pada legitimasi masyarakat. Semua harus transparan, akuntabel
dan selalu mendahulukan partisipasi dari semua kalangan atau seluruh
stakeholders, agar kemudian yang namanya kesejahteraan rakyat yang selama ini
sama sekali masih jauh dapat mendekat dan dapat dicapai. Idelanya, pemerintah
daerah Kabupaten Muna harus mengelola pemerintahannya dengan secara jujur,
terbuka, bertanggungjawab, dan selalu mengutamakan partisipasi publik serta
kepentingan rakyat kecil bukan rakyat yang ada dalam jajaran birokrasinya.
Yang
perlu digaris bawahi bahwa pemerintah daerah jangan hanya terbuai nafsuh untuk
terus membangun, namun kemudian malas untuk merawatnya. Meskipun kebanyakan
pemerintah daerah seperti itu. Ada sifat ego yang mengatakan seperti ini, “buat
apa saya memperbaiki dan membangun kembali, itu kan bukan dari saya tapi dari
pemerintah sebelum saya”. Ego yang seperti ini perlu dihilangkan, karena bukan
bersifat membangun atau mensejahterakan rakyat, namun sifatnya seperti
kompetisi dalam satu tim sepakbola. Dan hal seperti ini tidak baik, yang kita
dapat tentu bukan kemenangan, namun kekalahan karena ego individu untuk
mendapatkan pengakuan.
Muna, 8 Juli 2016
Laode
Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar