Bulan
ramadhan segera tiba. Saya dan semua umat muslim yang lain menyambutnya dengan
penuh riang gembira. Mungkin juga untuk agama lain menyambutnya dengan baik,
mengucapkan kepada umat muslim sebagai penghargaannya antar sesama.
Tempat
ibadah muslim pun saat ini suda mulai penuh dengan para jamaah. Orang-orang
suda mulai berdatangan, mengisi saf-saf yang selama ini kosong. Mesjid mulai
akan kelihatan ramai, karena manusia akan tersadarkan dengan datangnya bulan
ramadhan. Mereka beribadah ke mesjid-mesjid, bersujud, berdoa dan memohon
ampun. Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, terampuninya dosa-dosa para
pendosa tatkala beribadah dengan baik. Mesjid adalah tempat pengaduan kepada
yang maha esa. Tempat merenungi segala perbutan yang dilakukan selama ini.
Semua
dosa-dosa manusia akan terampuni, jika beribadah kepadanya dan benar-benar
melakukannya dengan penuh kesungguhan. Dosa para koruptor yang merampok uang
rakyat, mengabiskan uang negara untuk kepentingan pribadi, kelompok, relasi
bisnisnya dan keluarga maupun partainya akan terampuni, jika mereka bertobat
dan memohon ampun. Sama halnya dengan yang maling ayam, sandal di mesjid atau seseorang
yang memfitnah nenek tua yang mengambil sebatang kayu dihutannya untuk
keperluannya memasak, lalu dianggap mencuri. Semua akan terampuni, karena Tuhan
semesta alam adalah maha pengampun. Tak kenal dosa kecil dan dosa besar, semua
sama dimata yang maha penggenggam.
Saya
tidak sedang menyebut orang lain pendosa, karena diri ini pun merupakan manusia
yang penuh dosa-dosa. Saya mengawail bulan ini dengan penuh harapan, mencoba mengulurkan
kebaikan antar sesama, lalu melupakannya. Di bulan ramadhan ini begitu banyak
hal yang perlu ku perbaiki, memperbanyak pahala, mencoba menafsir diri dosa apa
yang telah ku lakukan di bulan-bulan sebelumnya, lalu merendahkan diri
kepadanya. Namun kemudian bukan berdoa lalu menyuruh Tuhan untuk mengabulkan
permintaanku. Saya tak ingin menjadikan Tuhan penyuruh, sedangkan kita manusia
adalah ciptaannya. Saya hanya menjalankan apa yang diputuskannya dan
melakukannya dengan penuh khidmat. Kita berada dalam lingkup kodratnya, lalu
kemudian tugas kita adalah menjalaninya.
Tak
lebih, dunia adalah tempat kita berbuat khilaf, dan bulan ramadhan adalah
tempat perenungan umat muslim. Kita akan berpuasa 30 hari penuh, namun bukan
berarti kita akan terlepas dari jerat dosa-dosa. Kadangkala di bulan ramadhan
ini kita tersadarkan, namun terlepas dari itu kita akan memulai dosa-dosa baru.
Kita lupa atau mungkin menganggap bahwa Tuhan yang maha esa adalah maha
pengampun, maka seenaknya saja kita berbuat dosa, lalu kemudian ditebus pada
bulan ramadhan. Tuhan bukan permainan, bukan berhala-hala yang diberi sujud
lalu meminta sesuatu dengan pengorbanan. Tuhan bukan berhala yang disembah,
seperti orang-orang menyembah sesuatu hal dengan meminta kekayaan dan
kemewahan. Tuhan adalah apa yang ada dibenakmu, meyakininya dalam hati dan
dalam segala bentuk perbuatan.
Semoga
saja di bulan ramadhan ini, kita bisa mengenal Tuhan yang mahas esa dengan
lebih baik, mengenal ajaran agama dengan penuh kesungguhan. Saya tau akan
banyak ustadz-ustadz baru yang akan muncul dilingkungan kita, dan tugas kita
bukan mengabaikannya tapi mencoba bersama-sama meresap hikmah ajaran agama yang
terkandung dalamnya. Mentaati Tuhan bukan hanya di mesjid-mesjid atau mengaji
di Al-Qur’an, namun dengan perbuatan dalam tindak-tanduk keseharian kita.
Bulan
ramadhan adalah tentang perendahan diri, bukan perlombaan untuk mendapatkan
pahala yang sebanyak-banyaknya, lalu mengabaikan penderitaan orang lain.
Laode
Halaidin, 6 Juni 2016
0 komentar:
Posting Komentar