25 Juli 2016

Bahagianya Bersama Ponakan

Inilah dua ponakan saya dari kiri kekanan tengah.

Bagaimana saya ingin mencari kebahagiaan? Dimanakah adanya kebahagiaan itu? Bagaimana agar saya dapat bahagia? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu, berkaitan dengan kegundahan hati seseorang, frustasi akan sesuatu, kesepian yang mendekam dalam diri dan rasanya, dunia hanya seperti api, yang membakar kantong-kantong semangat dalam setiap suasana yang melingkupi diri.
Dalam hidup sehari-hari kita selalu terdorong untuk mencari yang bernama bahagia, kebahagiaan. Energi yang kita simpan, kemudian meleleh menyusuri liku-liku dimana bahagia itu berada. Ada yang mencari di penghujung negeri (luar negeri tentunya), ada yang mencari di sela-sela hiruk-pikuk manusia-manusia yang sibuk, ada yang mencari ditempat-tempat wisata seperti pantai, gunung, dan pemandangan hutan dan ada juga yang mencari kebahagiaan dilingkungan itu sendiri.
***
Dalam pencarian kebahagiaan, biasanya saya selalu menempatkan diri; mengunjungi puncak atau gunung, wisata pantai, hutan, menulis dan membaca buku. Inilah lima pacar kebahagiaan saya, meskipun lima pacar kebahagiaan itu cukup sederhana. Saya cukup bersetia dengan lima pacar kebahagiaan itu. Mereka tetap menemaniku, ditengah manusia-manusia dunia yang kian merosot kepeduliannya terhadap alam, dan ilmu pengetahuan. Suda pasti, kebahagiaan manusia sekarang lebih kepada materialistik, menghabiskan finansial mereka untuk shoping ke Mol, dan supermarket-supermarket termegah, gila game OCC, ONET, Pokemon Go dan lain sebagainya.
Ada yang mengatakan, bahwa semua ini karena tatanan dunia kian berubah, kapitalisme telah menggempur manusia hingga ke ujung sarafnya. Dunia makin suda tak teratur. Kebahagiaan pun makin jauh dari diri kita.
Hal yang paling mendasar untuk memahami ini seperti manusia-manusia yang sibuk bekerja; pagi pergi kerja, pulang terjebak dengan macetnya jalanan yang semakin menyesakan dada. Ini berlanjut setiap hari. Berikutnya seperti main game, yang menyita waktu berjam-jam dan lupa akan hal-hal penting untuk meningkatkan pengetahuan kita. Hidup pun kadang seperti hambar, tak menikmati waktu bersama dengan keluarga tercinta.
Lalu, apa yang ingin kita dapat! Hanya uang dan kesenangan sesaat, itu saja. Dan diri kita selalu dialienasikan karena kesibukan-kesibukan itu.
Namun jika kita menyadari, sebenarnya banyak hal-hal kecil yang kadang membuat kita bahagia atau senang. Kebahagiaan itu ada, kadang luput dari pengamatan kita. Kita seringkali tak menyadari, namun kebahagiaan selalu mengitari kita, dan hendak tak kemana.
Saat ini, saya sangat merasakan suasana bahagia yang lain, selain lima pacar kebahagiaan diatas. Saya cukup bahagia dengan ponakan-ponakan saya yang masih kecil ini. Di dalam rumah, ponakan saya perempuan dua orang ini, sering memanggil namaku. Pada saat saya tidak keluar dikamar karena ada pekerjaan dan kadang sedang membaca buku, ponakan saya akan memanggil, Hala lagi apa….! atau apa yang kamu bikin Hala…! Sederhana kan, namun ini sungguh menyentuh hati saya.
Ada kebahagiaan yang paling berkesan dalam diri saya, ketika selama dua hari tidak pulang. Pada saat saya pulang, ponakan saya yang kecil, namanya Septi memanggil-manggil namaku. Saya kemudian menyempatkan diri untuk keluar dikamar, mencarinya kemudian menggendongnya. Sejenak ia berbicara dengan bahasa yang lancar:
Hala, kamu pergi dimana…! Pertanyaan ini seperti ada kerinduan dalam diri anak kecil untuk selalu bertemu aku. Saya ke kampus ada yang saya kerja, dek. Saya bermalam dikamar teman.
Lamanya kamu pergi, tidak pulang-pulang…! What? Kemudian saya terdiam. Pikirku, ponakan saya ini ternyata merindukan aku, selama dua hari ini.
Tidak lama dek, kataku. Ini saya suda dirumahmu, menggendongmu. Kamu senang nggak? Katanya, iya, saya senang sekali, kalau Hala pulang. Mendengar jawaban itu, saya kemudian hanya tersenyum, sambil mengangguk-ngangguk.
***
Saya seringkali tidak mengerti, mengapa anak kecil selalu akrab denganku. Pada hal saya kadang hanya memberikan perhatian seperti membawakan kue kesukaannya, mengedongnya atau bermain-main dengannya. Namun itulah, hal-hal sederhana seperti itu seorang anak kecil dapat tersentuh hatinya dan selalu ingin bersama dan bertemu kita. Anak-anak kecil perlu disahabatin, dimanjain, dan yang paling penting juga selalu menyapanya dengan ungkapan-ungkapan yang halus.
Kadang, ketika pulang saya seperti seorang Ayah yang tengah ditunggu anak-anaknya. Dua keponakan saya ini, terkadang menunggu saya dihalaman rumahnya atau ketika mendengar kendaraan yang saya bawa, mereka berlarian dan bersorak gembira.
Katanya, Hala pulang…..!
Hhmm…bayangkan pembaca, siapa yang tidak bahagia jika seperti ini. Saya belum menika pun suda bisa menyayangi dan membuat ponakan-ponakan saya jatuh cinta. Mereka sangat menyukai, menunggu kedatanganku jika saya keluar rumah. Saya selalu terpatri dalam hati mereka, membuat mereka senang dan bahagia jika saya ada.
Semoga saja kelak, ketika berkeluarga lebih dari ini. Saya mempunyai komitmen untuk selalu menyayangi dan membuat jatuh cinta kepada Ayahnya ini kelak. Tentu juga sang Istri, juga akan terus membuatnya jatuh cinta. Kebahagiaan sejati adalah ketika dalam keluarga saling menerima, melepas ego menyatukan ‘aku’ menjadi ‘kita’. Kebahagiaan sejati, ketika dua insan saling memahami bahwa manusia pada dasarnya sangat berbeda.
Sungguh, saya sangat bahagia bersama dua ponakan yang kecil ini.

                                                                                      La Ode Halaidin

0 komentar:

Posting Komentar