Inilah dua ponakan saya dari kiri kekanan tengah. |
Bagaimana
saya ingin mencari kebahagiaan? Dimanakah adanya kebahagiaan itu? Bagaimana
agar saya dapat bahagia? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu, berkaitan dengan
kegundahan hati seseorang, frustasi akan sesuatu, kesepian yang mendekam dalam
diri dan rasanya, dunia hanya seperti api, yang membakar kantong-kantong
semangat dalam setiap suasana yang melingkupi diri.
Dalam
hidup sehari-hari kita selalu terdorong untuk mencari yang bernama bahagia,
kebahagiaan. Energi yang kita simpan, kemudian meleleh menyusuri liku-liku
dimana bahagia itu berada. Ada yang mencari di penghujung negeri (luar negeri
tentunya), ada yang mencari di sela-sela hiruk-pikuk manusia-manusia yang
sibuk, ada yang mencari ditempat-tempat wisata seperti pantai, gunung, dan
pemandangan hutan dan ada juga yang mencari kebahagiaan dilingkungan itu
sendiri.
***
Dalam
pencarian kebahagiaan, biasanya saya selalu menempatkan diri; mengunjungi
puncak atau gunung, wisata pantai, hutan, menulis dan membaca buku. Inilah lima
pacar kebahagiaan saya, meskipun lima pacar kebahagiaan itu cukup sederhana.
Saya cukup bersetia dengan lima pacar kebahagiaan itu. Mereka tetap menemaniku,
ditengah manusia-manusia dunia yang kian merosot kepeduliannya terhadap alam,
dan ilmu pengetahuan. Suda pasti, kebahagiaan manusia sekarang lebih kepada
materialistik, menghabiskan finansial mereka untuk shoping ke Mol, dan
supermarket-supermarket termegah, gila game OCC, ONET, Pokemon Go dan lain
sebagainya.
Ada
yang mengatakan, bahwa semua ini karena tatanan dunia kian berubah, kapitalisme
telah menggempur manusia hingga ke ujung sarafnya. Dunia makin suda tak
teratur. Kebahagiaan pun makin jauh dari diri kita.
Hal
yang paling mendasar untuk memahami ini seperti manusia-manusia yang sibuk
bekerja; pagi pergi kerja, pulang terjebak dengan macetnya jalanan yang semakin
menyesakan dada. Ini berlanjut setiap hari. Berikutnya seperti main game, yang
menyita waktu berjam-jam dan lupa akan hal-hal penting untuk meningkatkan
pengetahuan kita. Hidup pun kadang seperti hambar, tak menikmati waktu bersama dengan
keluarga tercinta.
Lalu,
apa yang ingin kita dapat! Hanya uang dan kesenangan sesaat, itu saja. Dan diri
kita selalu dialienasikan karena kesibukan-kesibukan itu.
Namun
jika kita menyadari, sebenarnya banyak hal-hal kecil yang kadang membuat kita
bahagia atau senang. Kebahagiaan itu ada, kadang luput dari pengamatan kita. Kita
seringkali tak menyadari, namun kebahagiaan selalu mengitari kita, dan hendak
tak kemana.
Saat
ini, saya sangat merasakan suasana bahagia yang lain, selain lima pacar
kebahagiaan diatas. Saya cukup bahagia dengan ponakan-ponakan saya yang masih
kecil ini. Di dalam rumah, ponakan saya perempuan dua orang ini, sering
memanggil namaku. Pada saat saya tidak keluar dikamar karena ada pekerjaan dan
kadang sedang membaca buku, ponakan saya akan memanggil, Hala lagi apa….! atau
apa yang kamu bikin Hala…! Sederhana kan, namun ini sungguh menyentuh hati
saya.
Ada
kebahagiaan yang paling berkesan dalam diri saya, ketika selama dua hari tidak
pulang. Pada saat saya pulang, ponakan saya yang kecil, namanya Septi
memanggil-manggil namaku. Saya kemudian menyempatkan diri untuk keluar dikamar,
mencarinya kemudian menggendongnya. Sejenak ia berbicara dengan bahasa yang lancar:
Hala,
kamu pergi dimana…! Pertanyaan ini seperti ada kerinduan dalam diri anak kecil untuk
selalu bertemu aku. Saya ke kampus ada yang saya kerja, dek. Saya bermalam dikamar
teman.
Lamanya
kamu pergi, tidak pulang-pulang…! What? Kemudian saya terdiam. Pikirku, ponakan
saya ini ternyata merindukan aku, selama dua hari ini.
Tidak
lama dek, kataku. Ini saya suda dirumahmu, menggendongmu. Kamu senang nggak?
Katanya, iya, saya senang sekali, kalau Hala pulang. Mendengar jawaban itu,
saya kemudian hanya tersenyum, sambil mengangguk-ngangguk.
***
Saya
seringkali tidak mengerti, mengapa anak kecil selalu akrab denganku. Pada hal
saya kadang hanya memberikan perhatian seperti membawakan kue kesukaannya,
mengedongnya atau bermain-main dengannya. Namun itulah, hal-hal sederhana
seperti itu seorang anak kecil dapat tersentuh hatinya dan selalu ingin bersama
dan bertemu kita. Anak-anak kecil perlu disahabatin, dimanjain, dan yang paling
penting juga selalu menyapanya dengan ungkapan-ungkapan yang halus.
Kadang,
ketika pulang saya seperti seorang Ayah yang tengah ditunggu anak-anaknya. Dua
keponakan saya ini, terkadang menunggu saya dihalaman rumahnya atau ketika
mendengar kendaraan yang saya bawa, mereka berlarian dan bersorak gembira.
Katanya,
Hala pulang…..!
Hhmm…bayangkan
pembaca, siapa yang tidak bahagia jika seperti ini. Saya belum menika pun suda
bisa menyayangi dan membuat ponakan-ponakan saya jatuh cinta. Mereka sangat
menyukai, menunggu kedatanganku jika saya keluar rumah. Saya selalu terpatri
dalam hati mereka, membuat mereka senang dan bahagia jika saya ada.
Semoga
saja kelak, ketika berkeluarga lebih dari ini. Saya mempunyai komitmen untuk
selalu menyayangi dan membuat jatuh cinta kepada Ayahnya ini kelak. Tentu juga
sang Istri, juga akan terus membuatnya jatuh cinta. Kebahagiaan sejati adalah
ketika dalam keluarga saling menerima, melepas ego menyatukan ‘aku’ menjadi
‘kita’. Kebahagiaan sejati, ketika dua insan saling memahami bahwa manusia pada
dasarnya sangat berbeda.
Sungguh,
saya sangat bahagia bersama dua ponakan yang kecil ini.
La Ode
Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar