Gedung Rektorat Universitas Halu Oleo (UHO) |
Siapakah yang menyangka bom akan meledak
disebuah Universitas? Tak ada satu manusia pun yang akan menyangka. Karena selama
ini, Universitas bukanlah target utama teroris untuk melaukan bom bunuh diri
atau pemboman. Siapa yang berani membawa bom aktif dan mencabut nyawa manusia-manusia
yang tidak bersalah disebuah perguruan tinggi? Sesungguhnya hal tersebut, hanya
terorislah yang akan berani melakukan itu. Mereka yang suda kehilangan akal
sehat dan nurani yang tertutup akan surga dan kenikmatan akhirat. Mereka yang
kecewa terhadap negara yang pemerintahnya menebarkan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan.
Namun dugaan-dugaan manusia Kendari
terutama Sulawesi Tenggara dan mungkin juga seluruh Indonesia telah
terbantahkan, setelah sebelumnya mereka mengirah bahwa bom tersebut berasal dari
serangan teroris, yang berhasil memasuki Universitas Halu Oleo Kendari. Lalu
siapakah gerangan yang membawa bom aktif tersebut?
Bom tersebut berasal dari pihak
kepolisian daerah Sulawesi Tenggara. Saat itu mereka tengah melakukan simulasi
atau praktek keamanan kampus dengan para security di salah satu perguruan
tinggi di Kendari yaitu Universitas Halu Oleo. Universitas Halu Oleo bekerja
sama dengan pihak kepolisian daerah Sulawesi Tenggara, untuk melakukan simulasi
atau praktek untuk mengantisipasi seperti gangguan keamanan dari pihak luar,
demo mahasiswa terhadap pejabat-pejabat kampus yang kinerjanya tidak beres dan
juga termasuk simulasi untuk mengajari security-security dalam menjinakan bom.
Pertanyaan besar yang akan memunculkan dalam benak kita adalah, lalu siapakah
gerangan yang mempunyai wewenang untuk melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian,
dan kemudian dengan gagah berani membawa bom di dalam kampus Universitas Halu
Oleo?
***
Tentu kita semua mengetahui dan
menyadari bahwa pihak kepolisian tidak bisa memasuki sebuah Univeristas dengan
membawa perlengkapan perang seperti senjata laras panjang, bom aktif atau
benda-benda tajam lainnya. Hal tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang
kecuali Universitas sudah mengalami gangguan dalam keadaan darurat seperti
serangan teror yang mengancam keselamatan manusia-manusia dalam Universitas. Lalu
mengapa pihak kepolisian dapat membawa bom aktif di Universitas Halu Oleo?
Tentunya, hal ini tidak terlepas dari peran pihak Rektor yang bekerjasama dengan
kepolisian Sulawesi Tenggara untuk melakukan simulasi, yang kemudian
mengizinkan kepolisian membawa benda yang mematikan tersebut.
Dan nyawa manusia pun kemudian melayang
tanpa tidak pernah kita bayangkan. Beberapa orang security yang beristri
meninggal dunia ditempat kerja yang seharusnya mendapatkan kedamayan,
ketentraman karena mereka tidak bekerja dalam sebuah pengejaran atau perburuan
teroris kelompok Santoso yang sesekali akan membahayakan nyawa mereka. Kerja mereka
hanya berjaga-jaga, demi pengamanan kampus yang lebih baik. Siapakah yang akan
menyangka beberapa security dan seorang Brigadir meninggal dunia dan beberapa
security lainnya terluka parah di dalam Universitas Halu Oleo? Tidak ada yang bisa menyangka tak terkecuali
sang istri-istri tersayang dan kedua orang tua mereka. Saya tidak menyudutkan
dan menyalahkan siapapun atas kejadian ini. Semua orang mengatakan nahas atas
meledaknya bom di Universitas Halu Oleo. Namun adakah sebersit pertanyaan yang mencoba
menyusuri kesadaran kita bahwa dibalik nahas tersebut ada ulah atau
tangan-tangan yang secara tidak langsung, diakibatkan karena adanya kewenangan
dan kebijakan untuk melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian.
Korban Ledakan Bom Granat di UHO. Sumber gambar dari: radarnusantara.com |
***
Seribuh satu pertanyaan yang menggugah
dalam benak pemikiran kita, seorang Rektor Universitas Halu Oleo mengizinkan
pihak kepolisian membawa bom aktif dalam kampus. Tentu juga kita mengetahui
bahwa sang Rektor mempunyai niatan dan tujuan yang baik, demi ketentraman birokrasi
atau pihak-pihak yang bekerja dalam kampus Universitas Halu Oleo dan juga para
mahasiswanya. Namun ada satu pertanyaan yang paling mendasar untuk kemudian
diajukan kepada pihak Rektor. Mengapa security kampus diajarkan untuk
menjinakan bom? Apakah kampus hari ini suda menjadi ancaman terbesar untuk para
teroris! Siapakah yang berwewenag untuk menjinakan bom jika terjadi ancaman bom
di Universitas Halu Oleo? Bukankah hal ini suda menjadi tugas dan kewenangan kepolisian
untuk menjinakannya…..
Memang miris jika melihat Rektor
Universitas Halu Oleo, mengizinkan pihak kepolisian membawa benda yang
mematikan tersebut, yang sesungguhnya bukan tempatnya dan memang tidak
diperbolehkan. Dari pihak kepolisian juga tentunya tidak akan berani membawa
bom tersebut yang dijadikan sebagai simulasi pada pihak security, jika tidak
ada kerjasama dengan pihak Universitas dimana Rektor sebagai pimpinan
Universitas. Sehingga apa yang seharusnya tidak terjadi kepada mereka yang
meninggal, dapat terjadi. Mungkin orang-orang akan berkata, itu sudah menjadi
jalan mereka untuk mati, dalam hal ini takdirlah yang menggariskannya untuk
itu. Betapa romantismenya ucapan-ucapan ini, lalu mengabaikan karikatur yang
diakibatkan oleh ulah dan kebijakan oleh seorang manusia.
Security dan polisi meninggal diakibatkan
oleh seorang polisi karena membawa bom dan lalai sehingga bom tersebut meletus.
Karena atas kerjasama Rektor Universitas Halu oleo dengan pihak kepolisian
untuk melakukan simulasi keamanan kampus, maka beberapa orang security kampus
dan polisi meninggal karena pihak kepolisian ternyata membawa bom dan meletus
akibat kelalaian. Di situ ada hubungan keterkaitan sebenarnya, antara kebijakan
seseorang yang tidak seharusnya dilakukan, melarang polisi untuk membawa bom
sungguhan dan kematian beberapa security dan polisi. Rektor Universitas Halu
Oleo bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk melakukan latihan simulasi
keamanan kampus dan menjinakan bom termasuk dalam materi tersebut. Pada saat
simulasi ada kelalaian dari pihak kepolisian sehingga menyebabkan bom tersebut meletus
dan beberapa security dan seorang polisi meninggal.
***
Hal yang membuat saya kadang
bertanya-tanya adalah mengeluarkan biaya yang besar untuk melatih security
kampus, sementara gedung-gedung kampus menurut saya tidak baik-baik amat. Pada
saat belajar diruangan, pengap kepanasan karena tidak ber AC, perpustakaan yang
tidak bisa menarik perhatian mahasiswa karena buku-buku koleksinya sangat
terbatas, dukungan kegiatan mahasiswa oleh birokrasi Universitas yang sangat
minim dan masih banyak lagi. Mengapa lebih memprioritaskan sesuatu hal yang
tidak begitu penting dengan mengeluarkan biaya besar sedangkan sesuatu hal yang
substansi diabaikan?
Kita kadang lupa bahwa kampus yang
selalu aman dan nyaman belum tentu baik, jika kualitas–kualitas manusia
didalamnya masih belum baik. Seharusnya kampus Universitas Halu Oleo lebih
memperhatikan dan meningkatkan kualitas-kualitas dosen dengan melakukan
perekrutan yang tidak pragmatis dan serba instan karena adanya titipan. Seharusnya
kampus Universitas Halu Oleo saat ini lebih memperhatikan dan meningkatkan
kualitas mahasiswa dengan membuat perpustakaan yang lebih besar serta
menyediakan koleksi buku yang sangat banyak. Seharusnya kampus Universitas Halu
Oleo lebih memperhatikan, mendukung dan meningkatkan kegiatan-kegiatan
mahasiswa seperti penelitian dan kegiatan-kegiatan yang lainnya, agar dapat
bersaing dengan kampus lain yang ada di Indonesia. Bukan sebaliknya mengabaikan
dan memojokan hal yang substansi dan lebih memperhatikan kualitas pengamanan
kampus sebagai benteng untuk mengawal birokrasi pada saat mahasiswa
berdemonstrasi.
Kematian memang misteri seseorang. Namun
dibalik misteri itu, ada tangan-tangan yang ikut campur yang secara tidak
langsung menyebabkan kematian tersebut. Bagi orang-orang, kejadian di kampus
Universitas Halu oleo yang menyebabkan beberapa security dan seorang polisi
meninggal, menganggap mungkin semua itu adalah takdir atau suda menjadi
ketentuan tuhan. Anggapan atau jawaban tersebut hanyalah bagian ketertundukan
kepada yang kuasa, lalu mengabaikan hal-hal yang bersifat manusiawi, akibat
oleh ulah manusia.
Dan pada akhirnya, kampus menjadi bagian
dari bahaya nyawa seseorang. Kampus menjadi ancaman dan dapat memanggil nyawa
seseorang setiap saat jika dijadikan sebagai tempat untuk melatih
security-securitynya dengan latihan cara-cara ala militer. Nyawa hilang yang
terjadi dikampus Universitas Halu Oleo bukan akibat karena tawuran antar fakultas
tetapi bom yang dibawah oleh kepolisian atas kerjasama dengan pihak Universitas
untuk melakukan simulasi keamanan kampus yang seharusnya tidak dilakukan karena
tidak terlalu penting. Seharusnya Rektor harus fokus pada hal-hal yang lebih
substantif yang bisa mengangkat nama Universitas Halu oleo dapat melaju lebih
kencang untuk kemudian dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya yang ada
di Indonesia.
Semoga saja kejadian hari ini tidak akan
terjadi dengan Rektor yang baru dan memberikan harapan yang baik kepada
mahasiswa untuk berkembangnya intelektualitas serta dapat memberikan perubahan
sosial kepada masyarakat Sulawesi Tenggara. Semoga…..
Laode
Halaidin
Kendari
30 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar