Sumber Ilustrasi dari: wisatanda.blogspot.com |
Sayup-sayup
malam mulai terlihat terang. Bintang-bintang yang indah, jatuh bertebaran ke muka
bumi seperti ingin memberikan sebuah pesan kepada manusia-manusia perempuan. Wahai
perempuan-perempuan malam….malam panjangmu telah tiba. Engkau bebas berkelana
dengan kicauanmu kesana-kemari. Menggoda setiap lelaki untuk memenuhi nafsu
birahimu. Atau berangkali engkau mencari peruntungan kepada lelaki yang lalu
lalang hanya untuk keberlanjutan hidupmu. Engkau bebas memilih lelaki sesuai peruntunganmu.
Namun jika itu tidak terlalu meyakinkanmu, lakukanlah semua itu hanya sebagai penyambung
hidupmu. Engkau mempunyai kemerdekaan untuk semua itu.
Kehidupan
memang pelit wahai perempuan malam. Kehidupan memang keras, penuh kebencian,
rakus, laknat dan tak ada belas kasihan. Manusia menggusur manusia. Perempuan menggusur
perempuan. Biang laknatnya adalah para lelaki yang haus akan persetubuhan. Mereka
mencampakkan kalian, lalu berjalan menikmati malamnya dengan para perempuan
malam. Lalu, merubah sifat kalian karena kebencian menjadi perempuan malam.
Biang
laknatnya adalah keadaan yang serba sulit. Kondisi ekonomi yang terbatas dan
merubah kalian menjadi perempuan malam. Yang muncul dari diri kalian bukan
kejahatan. Namun kebencian akan kehidupan yang telah menimpah begitu keji.
***
Perempuan
malam. Kehidupanmu seperti berbalik. Dunia kalian seolah hanya mempunyai malam.
Sedangkan siang, hanyalah milik orang lain yang mempunyai peruntungan nasib
yang baik. Siang ibarat malam dan malam ibarat siang. Siang adalah neraka
buatmu yang tidak menghasilkan uang sereceh pun dan kenikmatan. Dan malam
adalah surga yang mendatangkan peruntungan. Uang dan kenikmatan.
Perempuan
malam. Jika malam mulai tiba engkau akan bersolek, berdandan semenarik mungkin.
Seksi dengan rok diatas lutut. Bibir dengan lipstik merah merona bak kembang
rembulan. Pakaian tertata rapi dengan gaun-gaun yang indah dan mewah. Engkau akan
mulai berjalan dan berdiri dipersimpangan, tempat dimana para lelaki-lelaki
lalu-lalang mencari kepuasaan birahi dengan persetubuhan. Engkau berdiri bagai
sang ratu menunggu sang pangeran datang menjemput dan membawamu keistana megah
kepuasan. Bersamanyalah engkau akan mengerang kepanjangan dalam kenikmatan. Berpelukan dalam satu selimut. Setelah itu ia akan meninggalkanmu tanpa jejak.
Perempuan
malam. Kehidupanmu penuh dengan onak dan duri. Tapi apa daya, engkau melakukan
karena hanya menyambung hidup. Dan salah satu peruntungan yang engkau dapat
hanyalah dengan kehidupan malam. Tak ada yang lain. Dan yang terjadi dalam
hidupmu hari ini, terjadilah.
Laode
Halaidin
Kendari
27 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar