Jokowi dan JK
PEMILU PRESIDEN kini
telah usai, seluruh Rakyat Indonesia telah menyalurkan suaranya lewat selembar
kertas suara yang dianggap sangat penting sebagai penentu untuk kemajuan
bangsa Indonesia Lima Tahun kedepan.
Ketulusan dan keikhlasan Rakyat yang berbondong-bondong untuk memilih Calon
Presiden dan Wakil Prseiden, tentu dalam hatinya berharap bahwa Calon Presiden
dan Wakil Prseiden yang dipilihnya merupakan sosok yang benar-benar merakyat, dapat
memajukan perekonomian Indonesia dan dapat menyelesaikan berbagai persoalan
dibumi pertiwi Indonesia misalnya salah satunya adalah masaalah mengenai, Hukum
dan HAM dan Korupsi Kolusi dan Nepotisme dll.
Kini tinggal kita
berharap dan terus mengontrol serta mengawasi apa yang menjadi janji-janji
Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih. Apakah janji-janji tersebut bisa
direalisasikan atau hanya janji-janji kosong, yang selama ini hanya dapat meninabobokan
atau mengelabui masa Rakyat.
Kepentingan Rakyat
harus dijadikan dasar, sebagai pendorong untuk kemajuan dan tercapainya
kualitas hidup yang lebih sejahterah. Bukan hanya mengacu pada pengukuran
pendapatan konvensional tetapi kesemua dimensi seperti Pertama, Standar hidup material ( pendapatan, konsumsi dan kekayaan
). Kedua, kesehatan. Ketiga, Pendidikan. Keempat, Aktivitas individu termasuk bekerja. Kelima, Suara politik dan tata pemerintahan. Keenam, Hubungan dan kekerabatan sosial. Ketujuh, Lingkungan hidup ( kondisi masa kini dan masa depan ) dan Kedelapan, Ketidakamanan, baik yang
bersifat ekonomi maupun fisik. Tentu yang salah adalah menerapkan kepentingan
partai, pengusaha dan bagi-bagi kekuasaan.
Penetapan pengumuman
KPU mengenai Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih pada tanggal 22 juli 2014
bahwa Jokowi dan Jusuf Kalla ditetapkan sebagai pemenang Presiden dan Wakil
Presiden yang terpilih dengan memperoleh suara 53,64 persen sedangkan untuk Prabowo-Hatta
memperoleh suara 46,53 persen.
Presiden dan Wakil
Presiden, kedepannya memiliki tugas berat dan pekerjaan rumah yang membutuhkan
perubahan besar-besaran. Bekerja keras dan bekerja secara sistematis, bertahap,
terukur dan berani mengambil keputusan dalam setiap kebijakan. Sosok pemimpin
seperti inilah yang sangat diharapkan oleh rakyat dan sosok ini menurut pandangan
hemat saya ada pada Jokowi dan Jusuf Kalla.
Sosok Jokowi dan Jusuf
Kalla merupakan sosok yang mempunyai karakter yang berbeda, dan tentu mereka
mempunyai kelemahan dan juga kelebihan. Saya, belum pernah bertemu langsung dengan
Jokowi tetapi saya sangat terharu dengan karakter yang dimilikinya. Kesederhanaanya
yang dimilki, serta senyum dan tawa yang terdapat dimimik wajanya yang terlihat
disetiap stasiun televisi menggambarkan keikhlasan dan sifatnya pekerja keras yang
berkeinginan untuk melihat rakyatnya sejahterah. Saya masih teringat ketika debat
Capres dan Cawapres yang pertama, ketika itu menyinggung mengenai demokrasi.
Menurut Jokowi, Demokrasi adalah bekerja dan mendengarkan rakyat.
Jawaban ini terdengar
sederhana dan simple sekali, tetapi bagi saya mempunyai makna yang lebih luas. Menurut
pandangan hemat saya, bekerja itu adalah bagaimana bekerja melayani rakya dengan
baik dan benar, bukan mementingkan kepentingan individu atau kelompok tetapi
untuk kepentingan bersama dalam membangun Bangsa dan Negara. Bekerja yaitu bagaimana
bekerja dengan melayani rakyat dengan ikhlas dan professional, bukan bekerja atas
dasar-dasar tertentu yang arahnya tidak jelas. Mendengarkan rakyat yaitu pergi
ke petani-petani, pergi ke pasar-pasar,
pergi ke pelelangan ikan dan lain sebagainya. Artinya dengan blusukan seperti
ini maka apa yang menjadi keluhan dan kendala yang dialami oleh rakyat dapat
didengarkan dan tentu sebagai pemimpin dapat memberikan sebuah solusi yang
efektif.
Seperti itulah sosok
seorang Jokowi yang bekerja dengan peluh dengan memastikan bahwa rakyatnya dapat
dilayani oleh pemerintah. Itulah sosok Jokowi yang pekerja keras dan selalu
membuat karya untuk orang banyak. Dan tidak lupa pula saya harus menuliskan kata
slogan yang dipakai Jokowi, yakni Sederhana
dalam kesederhanaan.
Disisi lain ada sosok yang
tenang dan juga kecil yaitu Bapak H. Jusuf Kalla. Dalam suatu acara Dialog di
Kendari Sultra tanggal 11 juni 2014 tempatnya di Restroran Fajar kendari saya
sempat berjabat tangan dengan Pak Jusuf Kalla. Seumur hidup saya, baru hari
itulah saya sempat berjabat tangan walaupun disetiap acara Dialog atau seminar
Pak Jusuf Kalla selalu datang di Universitas Halu Oleo (UHO).
Dari pertemuan tersebut
saya memandang, didalam diri Jusuf Kalla ada sosok ketegasan, walaupun selama
ini saya selalu mendengarkan bahwa sosok ketegasan itu hanya dimiliki oleh orang-orang
yang semasa hidupnya dihabiskan dalam memegang senjata, melakukan operasi
militer dalam dunia ketentaraan. Namun, anggapan ini bagi saya sangat salah kaprah.
Ketegasan yakni bagaimana sesorang dapat menyelesaikan setiap persoalan Bangsa
dan Negara yang dilakukan dengan musyawarah serta melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Ketegasan yakni berani mengambil setiap kebijakan, berani mengambil resiko,
serta mendemonstrasikan ide dan gagasan hanya untuk kepentingan rakyat, bangsa
dan negara dengan cara-cara yang rasionalitas bukan dengan kekerasan atau
kepentingan hal lain.
Itulah karakter dalam
diri sosok seorang Jusuf Kalla, memosisikan semua orang sebagai subyek yang harus
didengarkan, dan juga yang sering digambarkan oleh media masa, bahwa Jusuf Kalla
lebih eksplosif, agresif, ingin serba cepat serta melihat dan menyelesaikan
setiap persoalan dengan sederhana. Itulah sosok diri Jusuf Kalla yang bertubuh
kecil, namun mempunyai keberanian menghadapi setiap resiko, karena tanpa keberanian
menghadapi setiap resiko, maka kita akan tetap berjalan ditempat. Yang tidak kalah
penting bahwa Jusuf Kalla banyak menyelesaikan berbagai persoalan konflik dibangsa
ini misalnya konflik Poso, Ambon, Ace bahkan Myanmar dan juga Filipina. Inilah
bentuk torehan dari JK yang bagian dari makna ketegasan.
Dengan penetapan KPU
Jokowi dan JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih, kami sebagai Rakyat
menaruh harapan besar agar selalu hadir sebagai sang pahlawan yang selalu berada
dikerumunan masyarakat dengan menyelesaikan berbagai persoalan di bangsa dan negara
ini. Sang pahlawan, tentu hadir bukan ketika semua persoalan suda selesai, atau
biasa disebut dengan pahlawan kesiangan, tetapi hadir ketika masyarakat menghadapi
berbagai pergolakan persoalan yang menyangkut harga diri bangsa dan negara dimata
dunia. Selain itu, harapan besar kami sebagai rakyat, teruslah berkarya untuk bangsa
dan negara ini, bekerja dan berkarya untuk orang banyak yang nantinya tentu kami
selalu tersenyum dan selalu tersimpan dimemori ketika mengingat karya-karya
tersebut. Selamat berjuang Jokowi-JK Presiden dan Wakil Presiden Kita……
0 komentar:
Posting Komentar