DI MEDIA sosial seperti Facebook, saya mendapatkan informasi
study S2 luar negeri dari postingan seorang sahabat yang merupakan dosen
Universitas Muhamadiya Kendari. Saya sangat senang jika diceritakan mengenai
beasiswa, sembari terus mengenjot semangatku untuk terus banyak belajar. Setiap
bertemu sahabat itu, saya sering diceritakan tentang study S2 luar negeri,
sembari beliau juga mencari beasiswa untuk S3-nya. Semangatku kian
mengebuh-ngebuh jika diceritakan tentang beasiswa. Saya berharap kedepan saya
juga bisa mendapatkan beasiswa penuh keluar negeri. Semoga…..
Di kesempatan lain, kami bertemu di salah satu pelataran
taman Wali Kota Kendari yang pada saat itu sama-sama belajar bahasa inggris.
Beliau memberikan masukan kepada saya. Saya masih teringat ketika sahabat itu
mengatakan, bahasa inggris itu penting karena untuk kuliah di luar negeri kita
harus butuh penguasaan bahasa inggris, ada tes TOEFL. Beliau juga mendorong
kami untuk cepat selesai di S1 agar kami dengan cepat untuk mengurus studi S2
luar negeri. Saya memandangnya, kerendahan hati itu tetap ada dalam dirinya
untuk terus belajar, mendalami ilmu pengetahuan untuk kemduian mengaplikasikannya
kepada anak-anak didiknya. Semoga saja sahabat itu cepat mendapatkan beasiswa
yang dia inginkan. Aminn…
***
Banyak informasi yang saya dapat tentang study S2 luar
negeri. Ada senior yang presentase
dihadapan kami, sebelum senior itu berangkat ke Amerika untuk melanjutkan
S2-nya. Ketika senior perempuan itu presentase, saya melihatnya memang
perjuangan untuk medapatkan S2-nya tidak main-main. Butuh energi besar untuk
kemudian ikut menyelam bersama duka, susah, bosan dan tentu juga ada senangnya.
Pikirku, saya butuh banyak belajar bersama mereka tentang kesabaran dan
ketabahan dalam menjalani kerikil-kerikil tajam yang setiap saat menghadang di
setiap jalan mereka. Tekad mereka memang bulat, kuat dan selalu merasionalkan
pikiran itu bahwa beasiswa study S2 luar negeri adalah suatu kewajiban untuk
kemudian memperdalam ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Saya selalu banyak mendapat pelajaran dari setiap orang.
Inspirasi datang ketika saya bertemu banyak orang yang mempunyai kehendak yang
sama untuk melanjutkan study S2 itu. Meskipun ada teman-teman yang belum
berhasil mendapatkan itu, tetapi saya melihat semangat mereka tetap ada.
Keinginan itu menyala seperti bara api yang sewaktu-waktu akan membubul tinggi
dan dengan sekejap akan membangkitkan sayap-sayap yang selama ini lelah. Lalu
kemudian menerbangkan semangat dirinya mengangkasa bersama ke-optimisan yang
diendapnya selama ini.
Pada akhirnya kita semua perlu banyak belajar, sambil
menyelam bersama kesusahan yang terus mengelilingi. Saya tidak akan bosan-bosan
untuk terus meminta masukan dan terus belajar dari orang lain. Keinginanku dan
mimpi-mimpi untuk S2 tetap akan kurawat, meskipun banyak orang selalu
beranggapan lain. Dari segi finansial memang saya sangat mustahil untuk
melanjutkan S2 keluar negeri itu tetapi banyak inspirasi dan informasi yang
saya dapat bahwa ada beasiswa penuh yang disediakan oleh
Universitas-Universitas luar negeri.
Saat ini yang terus saya pegang adalah dengan mengasah
kemampuan untuk terus belajar. Memperbanyak belajar agar kita mempunyai bekal
di kemudian hari dan tidak menyusahkan dalam pencarian beasisiwa. Saya hanya
butuh mengalir—mengalir bersama suka maupun duka yang melingkupi. Mengalir
bersama ke-egoisan orang-orang yang memandang kita sebelah mata. Kita hanya butuh
kerendahan hati untuk menghadapi itu semua. Yang jelas kita mempunyai
kesempatan yang sama untuk terus belajar, tinggal bagaimana terus membulatkan
tekad untuk mewujudkan mimpi belajar S2 keluar negeri itu.
Hari ini, saya telah membaca satu informasi lagi tentang
beasisiwa S2, S3 dan PHD luar negeri itu. Banyak hal yang kita pelajari dari
informasi hotcourses Indonesia tersebut. Banyak anak-anak Indonesia yang
tersebar dari berbagai daerah kuliah S2 di luar negeri dengan biaya penuh.
Mereka bisa. Semoga saja dengan usaha dan tekad keajaiban itu datang kepada
saya dan teman-teman untuk kemudian bisa belajar di luar negeri.
Bagaimana dengan anda! Apakah anda juga mempunyai keinginan
untuk belajar di luar negeri. Jika ia, rawatlah mimpi-mimpi itu seperti merawat
kuntum bunga yang terus mekar di pagi hari yang cerah.
Laode
Halaidin
Kendari,
26 Desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar