08 November 2015

Empat Tahun Meniti Jalan Pengetahuan Di Universitas


Dari kiri, saya di urutan kedua

Untuk adik-adikku, junior-juniorku dan senior-seniorku di universitas. Satu hal yang ingin kutanyakan padamu,  apakah makna universitas bagimu? Apakah universitas bagimu hanya sebagai tempat untuk memperoleh pengetahuan praktis, tempat berorganisasi sebagai penyempurnaan resumemu atau hanya sebagai tempat untuk memperoleh ijazah atau sertifikat!

Sekali lagi ingin kutanyakan padamu wahai para mahasiswa dan mantan mahasiswa, apakah makna universitas bagimu? Dan untuk pertanyaan para alumni, apakah makna universitas bagimu dulu? Apakah universitas bagimu hanya sebagai tempatmu untuk duduk manis dengan kecantikanmu yang anggun dengan menentang tas, memakai pakayan dan handphone-handphone, atau Ipet yang bermerek jutaan. Apakah universitas bagimu hanya sebagai tempat untuk memamerkan kendaraan mobil mewahmu dengan memarkirnya dikerumunan banyak orang, agar engkau dapat dipuji karena kemewahan orang tuamu. Atau hanya sebagai tempat nongkrongmu lalu kemudian pulang-pergi, hanya sebagai tempat pengharapanmu untuk memperoleh pekerjaan di perusahaan besar, atau hanya untuk menjadi PNS di pemerintahan!

Dan aku sungguh bersedih jika universitas tidak kau anggap sebagai tempatmu untuk tumbuh bersama dengan rasa frustasi, penderitaan, rasa pahit dalam ruang kehidupan universitas. Bukan juga sebagai tempatmu untuk mencari kebenaran lalu mempertanyakan kebenaran itu. Memperoleh kebenaran lalu kemudian mengkritiknya untuk menghasilkan sebuah pengetahuan baru sebagai bekal pengetahuanmu untuk masa depan. Atau bukan juga sebagai tempatmu untuk selalu belajar tentang pengetahuan hidup dan kehidupan untuk menghadapi ke-kenyataan ketika menjadi anggota masyarakat. Iya, universitas memang bukan sebagai garis akhir final yang harus dicapai namun universitas adalah garis awal untuk menuju ke-kenyataan (RANDO KIM seorang penulis Best Seller Korea dengan judul buku Time Of Your Life, di hal. 324).

Ada yang mengatakan bahwa pendapat masyarakat tentang mahasiswa dan universitas saat ini memang sangat kejam. Kejam dalam artian karena ketidak-bergunaanya bahwa ketika mahasiswa dan universitas tak lagi sama-sama memikul rasa tanggung jawab sosialnya di masyarakat karena sibuk dengan kegiatan individualitasnya. Tentu saja dosennya hanya menyebarkan hasil penelitiannya, meningkatkan resume demi pekerjaan dan kenaikan jabatan/pangkat yang nanti akan diperolehnya dijurusan. Mahasiswa pun hanya disibukan dengan tugas yang berorientasi nilai, juga sibuk untuk mempertebal resume bukan diajak untuk bersama-sama mengkaji sesuatu yang lebih mendalam dan berguna dikehidupan masyarakat. Disinilah masyarakat menganggap bahwa kehadiran mahasiswa dan universitas tak lagi berguna bagi kehidupan mereka. Hal ini tentu menggambarkan sesuatu kemunduran sejarah tentang mahasiswa dan juga sejarah tentang universitas.

***
Sahabat-sahabatku yang baik hati. Ketika kita menjadi mahasiswa baru, pernah kita mendengarkan ceramah seorang dosen atau senior anda memberikan pemahaman tentang makna universitas? Atau seorang Rektor misalnya memberikan ceramah penyambutan pada saat kegiatan MHMMD atau seorang Dekan dalam kegiatan OSPEK yang kemudian membahas tentang makna universitas yang sebenarnya bagimu. Sekali lagi saya ingin tanyakan, pernah kah anda mendengarkan hal itu? Atau pertanyaan seperti ini, mengapa anda masuk universitas?

Saya rasa tidak pernah diberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang makna universitas yang sebenarnya. Mahasiswa hanya didoktrinisasi lewat kuping-kekuping, mulut ke-mulut bahwa universitas adalah institusi dimana engkau dapat belajar dengan baik, memperoleh nilai yang baik, selesai dengan baik dan memperoleh ijazah dan sertifikat dengan baik. Namun apakah itu semua dapat menjamin kita untuk mendapat kesuksesan atau kebahagiaan hidup dengan bergaji besar? Tentu saja tidak. Universitas hanyalah salah satu dari banyak cara untuk menemukan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
***
Selama empat tahun kuliah jurusan yang saya tempuh Ilmu Ekonomi dan studi pembangunan, hanya satu-dua orang yang memberikan pemahaman tentang makna dan kehadiran sebuah institusi primer yang bernama universitas. Adalah guru saya Samsul Anam Illahi yang pernah mengatakan bahwa kampus atau universitas bukanlah sebuah institusi yang dapat menjaminkan anda mahasiswa kesuksesan atau sebuah pekerjaan yang ber-gaji besar.

Kiranya guru saya ini benar, bahwa kampus bukanlah tempat untuk memproduksi manusia-manusia dengan pengetahuan atau keahlian praktis yang siap sedia dipekerjakan, ditempatkan diberbagai jabatan atau perusahaan-perusahaan besar. Tetapi universitas adalah institusi dimana anak-anak muda tumbuh untuk berkembang, bergelut dengan ilmu pengetahuan untuk mencari kebenaran lalu kemudian menghasilkan atau menemukan pengetahuan kebenaran akademis yang baru. Universitas adalah tempat dimana kebenaran dipertanyakan dan pengetahuan dihasilkan tanpa memedulikan semua kekangan sejarah. Itulah salah satu makna universitas yaitu selain untuk menghasilkan kecerdasan yang kreatif dan intelegensia dengan kemampuan untuk menghasilkan sebuah penelitian bukan bakat fungsional yang siap dipekerjakan diperusahaan atau hanya sekedar menjadi PNS.
                                           
                                                       Sahabat dan saya di bagian kanan

Selama empat tahun saya menyaksikan, tak jarang mahasiswa hanya disibukan dengan perkuliahan yang menurut saya tak banyak menunjukan orientasi kedepan untuk menemukan suatu mimpi yang besar atau menunjukan kebergunaannya dimasyarakat. Kerbergunaan itu adalah bentuk rasa tanggung jawab perguruan tinggi dalam hal ini didalamnya adalah para mahasiswa sebagai pelindung masyarakat dengan kesadaran yang tajam dan kritis untuk memberikan perubahan sosial. Saya tak ingin menyalahkan siapapun, apakah ini salah seorang dosen atau mahasiswa. Namun saya melihat bahwa mahasiswa saat memasuki sebuah universitas seakan-akan mereka tak mengerti, apa makna universitas itu sendiri.

Saya sangat merasakan itu, ketika empat tahun mengikuti proses belajar diruangan, pengetahuanku sangat rendah dan sangat terbatas. Entah mungkin kemampuanku yang terbatas atau proses belajar itu yang tidak kompeten atau mungkin juga tidak menarik sehingga tak jarang kadang sangat membosankan. Disinilah, sehingga membuka mata batinku bahwa universitas dengan dosen-dosen yang sangat kuhargai tak dapat memberikan sebuah pengetahuan yang universal. Itulah sehingga membuka pikiran kita untuk terus memperoleh pengetahuan-pengetahuan lewat buku-buku, tulisan-tulisan yang berisi dan lain sebagainya. Di universitas seperti yang dikatakan oleh Rando Kim ada tiga hal yang perlu kita raih yaitu pengetahuan, tanggung jawab dan mimpi  yang besar.

Pengetahuan bukan berarti hanya teori-teori yang diperkenalkan seperti teori mata kuliah ini dan itu, namun pengetahuan tentang hidup dan kehidupan. Jika kita hanya berfokus dengan tugas kuliah maka sama halnya mahasiswa hanyalah tempurung kosong tanpa isi. Mahasiswa seperti ini hanya bisa mengungguli teman-temanya dalam hal nilai akademis namun diluar itu ke-kenyataan kehidupan mereka tak bisa menyelesaikan apa-apa. Meskipun itu permasalahan-permasalahan yang kecil.

***
Meniti jalan pengetahuan di universitas merupakan jalan yang panjang. Derita, rasa pahit, kegagalan, kesalahan yang berujung pada rasa frustasi suda menjadi sahabat setia keseharian masa muda. Masa muda adalah masa yang penuh dengan pertualangan, kesenangan, kesedihan yang terus melingkupi hari-hari kita. Seperti yang Rando Kim katakan bahwa masa muda adalah saat kamu merasa; bingung, tidak berdaya, takut, kesepian, cemas, sekaligus berbahagia. Itulah masa muda.

Meniti jalan pengetahuan di universitas merupakan jalan yang berguna untuk merubah pola pikir kita sebagai manusia-manusia yang ber-jiwa sosial dalam anggota masyarakat. Kemanusiaan berkembang lewat institusi pendidikan termasuk perguruan tinggi seperti universitas. Namun universitas bukanlah garis akhir bagimu bahwa dengan kuliah di universitas keberhasilanmu akan semakin terang kedepan, tetapi merupakan garis awal yang akan menentukan proses keberhasilanmu di kemudian hari.
 
Empat tahun meniti jalan pengetahuan di universitas dan aku suda memaknai itu semua. Tentu ini merupakan awal bagi perjuanganku kedepan untuk menuju pada kebenaran-kebenaran pengetahuan. Empat tahun meniti jalan pengetahuan dan itu hanyalah milik mas,a lalu termasuk hari ini. Karena sesungguhnya hari ini adalah milik masa lalu.

Saya akan mengutip syair Abraham Lincoln sewaktu kecil seperti yang ada dalam film Abraham Lincoln Vampire Hunter :

“Hari-hari cepat berlalu seperti panah orang Indian.”
“Terbang seperti bintang jatuh.”
“Hari ini ada disini…”
“Lalu pergi dengan tergesa-gesa.”
“Seakan kita tak bisa mengatakan hari ini adalah milik kita.”
“Tapi hanya bisa berkata.”
“Hari ini milik masa lalu.”

                                                                                               
Muna, 2 November 2015
La ode Halaidin







0 komentar:

Posting Komentar