Dari kiri, saya di urutan kedua
Untuk
adik-adikku, junior-juniorku dan senior-seniorku di universitas. Satu hal yang
ingin kutanyakan padamu, apakah makna
universitas bagimu? Apakah universitas bagimu hanya sebagai tempat untuk memperoleh
pengetahuan praktis, tempat berorganisasi sebagai penyempurnaan resumemu atau
hanya sebagai tempat untuk memperoleh ijazah atau sertifikat!
Sekali
lagi ingin kutanyakan padamu wahai para mahasiswa dan mantan mahasiswa, apakah
makna universitas bagimu? Dan untuk pertanyaan para alumni, apakah makna
universitas bagimu dulu? Apakah universitas bagimu hanya sebagai tempatmu untuk
duduk manis dengan kecantikanmu yang anggun dengan menentang tas, memakai pakayan
dan handphone-handphone, atau Ipet yang bermerek jutaan. Apakah universitas
bagimu hanya sebagai tempat untuk memamerkan kendaraan mobil mewahmu dengan
memarkirnya dikerumunan banyak orang, agar engkau dapat dipuji karena kemewahan
orang tuamu. Atau hanya sebagai tempat nongkrongmu lalu kemudian pulang-pergi, hanya
sebagai tempat pengharapanmu untuk memperoleh pekerjaan di perusahaan besar,
atau hanya untuk menjadi PNS di pemerintahan!
Dan
aku sungguh bersedih jika universitas tidak kau anggap sebagai tempatmu untuk
tumbuh bersama dengan rasa frustasi, penderitaan, rasa pahit dalam ruang
kehidupan universitas. Bukan juga sebagai tempatmu untuk mencari kebenaran lalu
mempertanyakan kebenaran itu. Memperoleh kebenaran lalu kemudian mengkritiknya untuk
menghasilkan sebuah pengetahuan baru sebagai bekal pengetahuanmu untuk masa
depan. Atau bukan juga sebagai tempatmu untuk selalu belajar tentang
pengetahuan hidup dan kehidupan untuk menghadapi ke-kenyataan ketika menjadi
anggota masyarakat. Iya, universitas memang bukan sebagai garis akhir final
yang harus dicapai namun universitas adalah garis awal untuk menuju
ke-kenyataan (RANDO KIM seorang penulis Best Seller Korea dengan judul buku
Time Of Your Life, di hal. 324).
Ada
yang mengatakan bahwa pendapat masyarakat tentang mahasiswa dan universitas
saat ini memang sangat kejam. Kejam dalam artian karena ketidak-bergunaanya bahwa
ketika mahasiswa dan universitas tak lagi sama-sama memikul rasa tanggung jawab
sosialnya di masyarakat karena sibuk dengan kegiatan individualitasnya. Tentu saja
dosennya hanya menyebarkan hasil penelitiannya, meningkatkan resume demi
pekerjaan dan kenaikan jabatan/pangkat yang nanti akan diperolehnya dijurusan. Mahasiswa
pun hanya disibukan dengan tugas yang berorientasi nilai, juga sibuk untuk
mempertebal resume bukan diajak untuk bersama-sama mengkaji sesuatu yang lebih mendalam
dan berguna dikehidupan masyarakat. Disinilah masyarakat menganggap bahwa
kehadiran mahasiswa dan universitas tak lagi berguna bagi kehidupan mereka. Hal
ini tentu menggambarkan sesuatu kemunduran sejarah tentang mahasiswa dan juga
sejarah tentang universitas.
***
Sahabat-sahabatku
yang baik hati. Ketika kita menjadi mahasiswa baru, pernah kita mendengarkan
ceramah seorang dosen atau senior anda memberikan pemahaman tentang makna
universitas? Atau seorang Rektor misalnya memberikan ceramah penyambutan pada
saat kegiatan MHMMD atau seorang Dekan dalam kegiatan OSPEK yang kemudian
membahas tentang makna universitas yang sebenarnya bagimu. Sekali lagi saya
ingin tanyakan, pernah kah anda mendengarkan hal itu? Atau pertanyaan seperti
ini, mengapa anda masuk universitas?
Saya
rasa tidak pernah diberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang makna
universitas yang sebenarnya. Mahasiswa hanya didoktrinisasi lewat
kuping-kekuping, mulut ke-mulut bahwa universitas adalah institusi dimana
engkau dapat belajar dengan baik, memperoleh nilai yang baik, selesai dengan
baik dan memperoleh ijazah dan sertifikat dengan baik. Namun apakah itu semua
dapat menjamin kita untuk mendapat kesuksesan atau kebahagiaan hidup dengan
bergaji besar? Tentu saja tidak. Universitas hanyalah salah satu dari banyak
cara untuk menemukan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
***
Selama
empat tahun kuliah jurusan yang saya tempuh Ilmu Ekonomi dan studi pembangunan,
hanya satu-dua orang yang memberikan pemahaman tentang makna dan kehadiran
sebuah institusi primer yang bernama universitas. Adalah guru saya Samsul Anam
Illahi yang pernah mengatakan bahwa kampus atau universitas bukanlah sebuah
institusi yang dapat menjaminkan anda mahasiswa kesuksesan atau sebuah
pekerjaan yang ber-gaji besar.
Kiranya
guru saya ini benar, bahwa kampus bukanlah tempat untuk memproduksi
manusia-manusia dengan pengetahuan atau keahlian praktis yang siap sedia dipekerjakan,
ditempatkan diberbagai jabatan atau perusahaan-perusahaan besar. Tetapi
universitas adalah institusi dimana anak-anak muda tumbuh untuk berkembang, bergelut
dengan ilmu pengetahuan untuk mencari kebenaran lalu kemudian menghasilkan atau
menemukan pengetahuan kebenaran akademis yang baru. Universitas adalah tempat
dimana kebenaran dipertanyakan dan pengetahuan dihasilkan tanpa memedulikan
semua kekangan sejarah. Itulah salah satu makna universitas yaitu selain untuk
menghasilkan kecerdasan yang kreatif dan intelegensia dengan kemampuan untuk
menghasilkan sebuah penelitian bukan bakat fungsional yang siap dipekerjakan
diperusahaan atau hanya sekedar menjadi PNS.
Selama
empat tahun saya menyaksikan, tak jarang mahasiswa hanya disibukan dengan perkuliahan
yang menurut saya tak banyak menunjukan orientasi kedepan untuk menemukan suatu
mimpi yang besar atau menunjukan kebergunaannya dimasyarakat. Kerbergunaan itu
adalah bentuk rasa tanggung jawab perguruan tinggi dalam hal ini didalamnya
adalah para mahasiswa sebagai pelindung masyarakat dengan kesadaran yang tajam
dan kritis untuk memberikan perubahan sosial. Saya tak ingin menyalahkan
siapapun, apakah ini salah seorang dosen atau mahasiswa. Namun saya melihat
bahwa mahasiswa saat memasuki sebuah universitas seakan-akan mereka tak mengerti,
apa makna universitas itu sendiri.
Saya
sangat merasakan itu, ketika empat tahun mengikuti proses belajar diruangan,
pengetahuanku sangat rendah dan sangat terbatas. Entah mungkin kemampuanku yang
terbatas atau proses belajar itu yang tidak kompeten atau mungkin juga tidak
menarik sehingga tak jarang kadang sangat membosankan. Disinilah, sehingga
membuka mata batinku bahwa universitas dengan dosen-dosen yang sangat kuhargai
tak dapat memberikan sebuah pengetahuan yang universal. Itulah sehingga membuka
pikiran kita untuk terus memperoleh pengetahuan-pengetahuan lewat buku-buku,
tulisan-tulisan yang berisi dan lain sebagainya. Di universitas seperti yang
dikatakan oleh Rando Kim ada tiga hal yang perlu kita raih yaitu pengetahuan,
tanggung jawab dan mimpi yang besar.
Pengetahuan
bukan berarti hanya teori-teori yang diperkenalkan seperti teori mata kuliah
ini dan itu, namun pengetahuan tentang hidup dan kehidupan. Jika kita hanya
berfokus dengan tugas kuliah maka sama halnya mahasiswa hanyalah tempurung
kosong tanpa isi. Mahasiswa seperti ini hanya bisa mengungguli teman-temanya
dalam hal nilai akademis namun diluar itu ke-kenyataan kehidupan mereka tak
bisa menyelesaikan apa-apa. Meskipun itu permasalahan-permasalahan yang kecil.
***
Meniti
jalan pengetahuan di universitas merupakan jalan yang panjang. Derita, rasa
pahit, kegagalan, kesalahan yang berujung pada rasa frustasi suda menjadi
sahabat setia keseharian masa muda. Masa muda adalah masa yang penuh dengan
pertualangan, kesenangan, kesedihan yang terus melingkupi hari-hari kita.
Seperti yang Rando Kim katakan bahwa masa muda adalah saat kamu merasa;
bingung, tidak berdaya, takut, kesepian, cemas, sekaligus berbahagia. Itulah
masa muda.
Meniti
jalan pengetahuan di universitas merupakan jalan yang berguna untuk merubah
pola pikir kita sebagai manusia-manusia yang ber-jiwa sosial dalam anggota masyarakat.
Kemanusiaan berkembang lewat institusi pendidikan termasuk perguruan tinggi
seperti universitas. Namun universitas bukanlah garis akhir bagimu bahwa dengan
kuliah di universitas keberhasilanmu akan semakin terang kedepan, tetapi
merupakan garis awal yang akan menentukan proses keberhasilanmu di kemudian
hari.
Empat
tahun meniti jalan pengetahuan di universitas dan aku suda memaknai itu semua.
Tentu ini merupakan awal bagi perjuanganku kedepan untuk menuju pada
kebenaran-kebenaran pengetahuan. Empat tahun meniti jalan pengetahuan dan itu
hanyalah milik mas,a lalu termasuk hari ini. Karena sesungguhnya hari ini
adalah milik masa lalu.
Saya
akan mengutip syair Abraham Lincoln sewaktu kecil seperti yang ada dalam film
Abraham Lincoln Vampire Hunter :
“Hari-hari cepat
berlalu seperti panah orang Indian.”
“Terbang seperti
bintang jatuh.”
“Hari ini ada disini…”
“Lalu pergi dengan
tergesa-gesa.”
“Seakan kita tak bisa
mengatakan hari ini adalah milik kita.”
“Tapi hanya bisa
berkata.”
“Hari ini milik masa
lalu.”
Muna, 2 November 2015
La
ode Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar