Ilustrasi
Darah
ini sekejap berhenti mengalir, dekup jantungku berdetak kian kencang dikalah
mata ini memandang gadis cantik di sudut sana. Senyum manis, dan wajah yang
anggun begitu aduhai. Saya tertegun dan ingin menyapa si cantik itu. Namun
batin ini kian berkecamuk akan rendahnya diriku melihat si gadis cantik itu.
Pikirku, dia terlalu cantik untuk saya kenal dan saya tak akan mampu
berucap-ucap sepata-kata pun, dalam hati saya membatin. Si cantik itu sungguh
menggoda, kataku dalam hati. Namun saya tak bisa berbuat banyak untuk hanya
sekedar mendekatinya, bercerita tentang betapa indahnya cinta dan mencintai di
dunia ini—untuk bercerita betapa cantik dan indahnya tubuhmu. Tubuhnya memang
langsing tak kalah dengan para selebriti-selebriti yang sering nongol di
teve-teve.
Aku
ingin menceritakanmu tetang arti cinta yang sesungguhnya—berbagi cerita tentang
cinta abadi yang dialami oleh seorang tokoh seperti kisah cinta Habibie dan
Ainun. Mungkin engkau tau cerita-cerita itu, tapi engkau tak sepenuhnya
memahami arti cinta mereka—yang telah berhasil merawat kuntum-kuntum cintanya—hingga
cinta mereka abadi. Jika engaku mendekat akan kutanyakan padamu, apakah engkau
menginginkan cinta seperti mereka?
Riuh-riuh
dijalanan diluar sana tak terdengarkan dikalah gadis cantik itu membawakan lagu
My Heart Will Go On yang liriknya di karang oleh Will Jennings.
Suaranya nan-indah, seindah senyum dan kecantikannya. Bagiku suaranya tak kalah
habis dengan penyanyi aslinya Céline Dion.
Dia juga sangat fasih berbahasa inggris. Lengkap sudahlah dengan apa yang
dimilikinya, cantik dengan tubuh yang langsing serta kecerdasannya yang memang
setiap laki-laki akan bertekuk lutut untuk mendapatkan cintanya. Sungguh luar
biasa si cantik itu pikirku, saat hendak keluar dari tempat karaoke.
Di
sudut ruangan lyrics karaoke itu aku sedang melirik—memperhatikan senyum yang
merona bak kembang sakura yang cantik seperti di Jepang itu. Senyumnya bagaikan
kembang bunga yang bermekaran di pagi yang cerah—menebarkan kuntum-kuntum
indahnya dan semerbaknya yang wangi. Senyumnya bagaikan senja yang menghadirkan
sinar harapan dan keteguhan—si cantik itu dapat membuat orang terpanah akan
indahnya senyum yang bagaikan senja itu.
Si
cantik itu bagaikan putri salju yang menginginkan kehadiran seorang pria ditengah kehidupannya—pria
yang dapat mencintainya apa adanya—pria yang mengerti akan kehidupannya seperti
dalam film Snow Girl and The Dark Crystal. Senyumnya bagaikan kembang bulan
yang dapat menghadirkan ketenangan dikala kegelapan menyelimuti. Si cantik itu
akan menyinari setiap orang yang mendekatinya dengan menghadirkan cahaya senyum
dan kecantikan yang menggoda. Pikirku, sungguh beruntungnya laki-laki yang
dapat memilikinya.
Sebut
saja si cantik itu namanya Mawar—gadis cantik yang dapat membuat lelaki
mengemis untuk dapat mendapatkan cintanya. Dalam sebuah momen ulang tahun
sahabat—saya melihat gadis cantik itu. Si cantik itu sangat bersahabat dengan
siapa pun—termasuk orang seperti saya yang selama ini jarang bersahabat dengan
wanita cantik seperti dia. Saat sedang serius membaca buku, suara cantik itu
tiba-tiba mengajak; kamu bisa ikut di lirycs karaoke untuk merayakan ulang
tahun teman! Suara itu begitu halus, sehalus kulitnya yang terus dirawat setiap
hari—sehalus seperti kain sutra yang ditenun dengan cinta dan kasih sayang. Sehalus
rembulan yang bersinar dijantung kegelapan malam. Saya diam sejenak, pikirku
cantik sekali si gadis ini—setelah itu saya memutuskan untuk pergi.
***
Di
lyrics karaoke itu kami duduk berjejeran. Sahabat-sahabat itu sedang sibuk
mengutak-atik komputer dengan mencari lagu kesukaan mereka. Tak banyak yang
ku-perhatikan selain si Mawar ini. Saat sahabat menyuruh saya untuk menyebut
lagu yang ingin kunyanyikan—saya hanya berkata, maaf saya tak bisa karaoke dan
tak banyak lagu yang ku-hafal liriknya, saya disini hanya menemani kalian.
Sekejap sahabat ini menganggup pertanda dia memahamiku.
Ketika
sahabat-sahabat mulai menyanyi, saya hanya duduk sambil menghisap roko LA
Menthol. Sebenarnya saya tak suka acara ulang tahun seperti ini; ber-foya-foya
dengan menghambur-hamburkan uang hanya untuk kesenangan semalam suntuk. Bagiku
ulang tahun adalah bagian dari refleksi diri dan perenungan untuk kita—bahwa
kita telah dilahirkan didunia ini oleh Ibu kita dengan perjuangan hidup dan
mati. Iya,, ulang tahun seharusnya menjadi perenungan dan merefleksi diri kita—betapa
beratnya seorang Ibu merawat kita yang masih dalam kandungan selama sembilan
bulan yang kemudian melahirkan, mendidik, mengasuh dan merawat, hingga kita
bisa tumbuh dewasa seperti sekarang ini. Betapa beratnya perjuangan seorang
Ibu, sehinngga acara ulang tahun seperti karaokean seharusnya tak perlu kita
adakan.
Tiba-tiba
suara yang halus itu terdengar—suara itu menggemah begitu indah. Si cantik itu tengah
menyanyikan lagu yang membuat hati ini tersentuh. Dia pandai menghayati, pandai
memilih lagu yang membuat pendengarnya termenung, namun sejenak dia terhenti.
Saya melihat mata itu menyembunyikan sesuatu; ada hal yang membuat diriku
bertanya-tanya. Ada apa gerangan? Sejenak kemudian mata ini berpapasan. Si
cantik itu memalingkan mata itu ketempat lain. Apakah si cantik itu malu
melihat wajah dan mata ini yang dari tadi tengah memperhatikannya? Entalah…..itu
mengundang seribu pertanyaan untuk diriku.
Saya
hanya mengangkat gelas yang berisi minuman Bir Bintang dan menghisap rokok LA
menthol. Pikirku, saya ingin bercerita denganmu, menceritakan tentang keindahan
cinta yang dibalut dengan kasih sayang. Saya ingin mengatakan kepadamu bahwa cinta adalah kerelaan. Cinta adalah
ketiadaan, meniadakan diri ini untuk menyatu dengannya. Merelakan sesuatu dalam
hidup untuknya. Cinta adalah perasaan yang menyatukan dua insan yang kemudian
menjalinnya dengan jalinan cinta demi kebahagiaan bahtera kehidupan. Cinta adalah
sesuatu tak bisa diukur dengan materialistik.
Si
gadis cantik, saya suda mengetahui perjalanan cintamu yang kandas karena
perceraian. Saya tak tahu apa yang menjadi persoalan itu—dan saya tak mau tahu
tentang itu. Sungguh tak beruntungnya dia yang telah bercerai denganmu. Apakah
dia tak bisa menjagamu, memberikanmu kebahagiaan yang engkau inginkan? Apakah
dia telah menghianatimu sehingga engkau memutuskan untuk bercerai dengannya?
Bahtera keluarga, ibarat pohon yang harus terus dirawat, dipupuk dengan cinta
dan kasih sayang yang kemudian kelak akan mengakarkan dirinya dijantung
kehidupan. Jika pohon itu tak bisa dijaga dan dirawat maka dia akan layu yang
kemudian akan mengantarkanya pada kematian—sama halnya dalam menjalin bahtera
keluarga.
Tiba-tiba
si cantik itu menghampiri, degup jantung ini kian kencang. Suara
halus itu terdengar lagi, Kak bisa saya berfoto denganmu. What?
Sungguh
beruntungnya diriku berfoto dengan si gadis cantik itu, pikirku..
La ode Halaidin
Wayong,
19 November 2015
0 komentar:
Posting Komentar