18 November 2015

Gadis Cantik Di Lyrics Karaoke

                                                                                  Ilustrasi

Darah ini sekejap berhenti mengalir, dekup jantungku berdetak kian kencang dikalah mata ini memandang gadis cantik di sudut sana. Senyum manis, dan wajah yang anggun begitu aduhai. Saya tertegun dan ingin menyapa si cantik itu. Namun batin ini kian berkecamuk akan rendahnya diriku melihat si gadis cantik itu. Pikirku, dia terlalu cantik untuk saya kenal dan saya tak akan mampu berucap-ucap sepata-kata pun, dalam hati saya membatin. Si cantik itu sungguh menggoda, kataku dalam hati. Namun saya tak bisa berbuat banyak untuk hanya sekedar mendekatinya, bercerita tentang betapa indahnya cinta dan mencintai di dunia ini—untuk bercerita betapa cantik dan indahnya tubuhmu. Tubuhnya memang langsing tak kalah dengan para selebriti-selebriti yang sering nongol di teve-teve.

Aku ingin menceritakanmu tetang arti cinta yang sesungguhnya—berbagi cerita tentang cinta abadi yang dialami oleh seorang tokoh seperti kisah cinta Habibie dan Ainun. Mungkin engkau tau cerita-cerita itu, tapi engkau tak sepenuhnya memahami arti cinta mereka—yang telah berhasil merawat kuntum-kuntum cintanya—hingga cinta mereka abadi. Jika engaku mendekat akan kutanyakan padamu, apakah engkau menginginkan cinta seperti mereka?

Riuh-riuh dijalanan diluar sana tak terdengarkan dikalah gadis cantik itu membawakan lagu My Heart Will Go On yang liriknya di karang oleh Will Jennings. Suaranya nan-indah, seindah senyum dan kecantikannya. Bagiku suaranya tak kalah habis dengan penyanyi aslinya Céline Dion. Dia juga sangat fasih berbahasa inggris. Lengkap sudahlah dengan apa yang dimilikinya, cantik dengan tubuh yang langsing serta kecerdasannya yang memang setiap laki-laki akan bertekuk lutut untuk mendapatkan cintanya. Sungguh luar biasa si cantik itu pikirku, saat hendak keluar dari tempat karaoke.

Di sudut ruangan lyrics karaoke itu aku sedang melirik—memperhatikan senyum yang merona bak kembang sakura yang cantik seperti di Jepang itu. Senyumnya bagaikan kembang bunga yang bermekaran di pagi yang cerah—menebarkan kuntum-kuntum indahnya dan semerbaknya yang wangi. Senyumnya bagaikan senja yang menghadirkan sinar harapan dan keteguhan—si cantik itu dapat membuat orang terpanah akan indahnya senyum yang bagaikan senja itu.

Si cantik itu bagaikan putri salju yang menginginkan  kehadiran seorang pria ditengah kehidupannya—pria yang dapat mencintainya apa adanya—pria yang mengerti akan kehidupannya seperti dalam film Snow Girl and The Dark Crystal. Senyumnya bagaikan kembang bulan yang dapat menghadirkan ketenangan dikala kegelapan menyelimuti. Si cantik itu akan menyinari setiap orang yang mendekatinya dengan menghadirkan cahaya senyum dan kecantikan yang menggoda. Pikirku, sungguh beruntungnya laki-laki yang dapat memilikinya.

Sebut saja si cantik itu namanya Mawar—gadis cantik yang dapat membuat lelaki mengemis untuk dapat mendapatkan cintanya. Dalam sebuah momen ulang tahun sahabat—saya melihat gadis cantik itu. Si cantik itu sangat bersahabat dengan siapa pun—termasuk orang seperti saya yang selama ini jarang bersahabat dengan wanita cantik seperti dia. Saat sedang serius membaca buku, suara cantik itu tiba-tiba mengajak; kamu bisa ikut di lirycs karaoke untuk merayakan ulang tahun teman! Suara itu begitu halus, sehalus kulitnya yang terus dirawat setiap hari—sehalus seperti kain sutra yang ditenun dengan cinta dan kasih sayang. Sehalus rembulan yang bersinar dijantung kegelapan malam. Saya diam sejenak, pikirku cantik sekali si gadis ini—setelah itu saya memutuskan untuk pergi.

***
Di lyrics karaoke itu kami duduk berjejeran. Sahabat-sahabat itu sedang sibuk mengutak-atik komputer dengan mencari lagu kesukaan mereka. Tak banyak yang ku-perhatikan selain si Mawar ini. Saat sahabat menyuruh saya untuk menyebut lagu yang ingin kunyanyikan—saya hanya berkata, maaf saya tak bisa karaoke dan tak banyak lagu yang ku-hafal liriknya, saya disini hanya menemani kalian. Sekejap sahabat ini menganggup pertanda dia memahamiku.

Ketika sahabat-sahabat mulai menyanyi, saya hanya duduk sambil menghisap roko LA Menthol. Sebenarnya saya tak suka acara ulang tahun seperti ini; ber-foya-foya dengan menghambur-hamburkan uang hanya untuk kesenangan semalam suntuk. Bagiku ulang tahun adalah bagian dari refleksi diri dan perenungan untuk kita—bahwa kita telah dilahirkan didunia ini oleh Ibu kita dengan perjuangan hidup dan mati. Iya,, ulang tahun seharusnya menjadi perenungan dan merefleksi diri kita—betapa beratnya seorang Ibu merawat kita yang masih dalam kandungan selama sembilan bulan yang kemudian melahirkan, mendidik, mengasuh dan merawat, hingga kita bisa tumbuh dewasa seperti sekarang ini. Betapa beratnya perjuangan seorang Ibu, sehinngga acara ulang tahun seperti karaokean seharusnya tak perlu kita adakan.

Tiba-tiba suara yang halus itu terdengar—suara itu menggemah begitu indah. Si cantik itu tengah menyanyikan lagu yang membuat hati ini tersentuh. Dia pandai menghayati, pandai memilih lagu yang membuat pendengarnya termenung, namun sejenak dia terhenti. Saya melihat mata itu menyembunyikan sesuatu; ada hal yang membuat diriku bertanya-tanya. Ada apa gerangan? Sejenak kemudian mata ini berpapasan. Si cantik itu memalingkan mata itu ketempat lain. Apakah si cantik itu malu melihat wajah dan mata ini yang dari tadi tengah memperhatikannya? Entalah…..itu mengundang seribu pertanyaan untuk diriku.
Saya hanya mengangkat gelas yang berisi minuman Bir Bintang dan menghisap rokok LA menthol. Pikirku, saya ingin bercerita denganmu, menceritakan tentang keindahan cinta yang dibalut dengan kasih sayang. Saya ingin mengatakan kepadamu bahwa cinta adalah kerelaan. Cinta adalah ketiadaan, meniadakan diri ini untuk menyatu dengannya. Merelakan sesuatu dalam hidup untuknya. Cinta adalah perasaan yang menyatukan dua insan yang kemudian menjalinnya dengan jalinan cinta demi kebahagiaan bahtera kehidupan. Cinta adalah sesuatu tak bisa diukur dengan materialistik.

Si gadis cantik, saya suda mengetahui perjalanan cintamu yang kandas karena perceraian. Saya tak tahu apa yang menjadi persoalan itu—dan saya tak mau tahu tentang itu. Sungguh tak beruntungnya dia yang telah bercerai denganmu. Apakah dia tak bisa menjagamu, memberikanmu kebahagiaan yang engkau inginkan? Apakah dia telah menghianatimu sehingga engkau memutuskan untuk bercerai dengannya? Bahtera keluarga, ibarat pohon yang harus terus dirawat, dipupuk dengan cinta dan kasih sayang yang kemudian kelak akan mengakarkan dirinya dijantung kehidupan. Jika pohon itu tak bisa dijaga dan dirawat maka dia akan layu yang kemudian akan mengantarkanya pada kematian—sama halnya dalam menjalin bahtera keluarga.
Tiba-tiba si cantik itu menghampiri, degup jantung ini kian kencang. Suara halus itu terdengar lagi, Kak bisa saya berfoto denganmu. What?

Sungguh beruntungnya diriku berfoto dengan si gadis cantik itu, pikirku..


                                                                              La ode Halaidin
                                                                             Wayong, 19 November 2015

0 komentar:

Posting Komentar