14 April 2015

Mengapa Harus Takut!



                                                                 Sumber Gambar : disusun.com

Ahh…..hidup ini memang tak pernah luput dari rasa takut, yang terus menggerogoti semangat kita untuk berkreativitas. Rasa takut hanyalah puncak gunung es, yang akan terus mencekam bahkan akan terus bercengkrama untuk melemahkan sendi-sendi daya pikir. Pesimis adalah salahsatunya, dapat membelit dan memotong-motong seluruh kemauan dan kekuatan kita ketika hendak melakukan sesuatu. Yang terjadi adalah kita akan merasa kaku, grogi sehingga apapun yang hendak kita perbuat, kita merasa tertekan dan khawatir.


Rasa takut ibarat seseorang yang hendak mati rasa, yang terus di bayang-bayangi rasa bersalah atas masa lalu dan rasa kesalahan yang akan di perbuat. Rasa takut hanya akan terus membuat pikiran kita meluap-luap, membayangi dan menghantui kita dalam setiap detik. Rasa takut hanya bisa membuat kita lemah, menghentikan seluruh momen-momen yang indah, yang kemungkinan besar momen tersebut tak akan pernah mendapakan ke dua kalinya dalam sejarah hidup kita.


Rasa takut hanya bisa menciptakan keresahan dalam setiap detik ketika melangkahkan kaki kita di bumi. Rasa takut hanya bisa mengabaikan langka, dan keberanian kita untuk melihat dunia dengan mata terang. Bukankah berbenturan dengan rasa takut, disebut sebagai laskar-laskar pemberani yang melihat kehidupan sebagai sebuah pertualangan. Bukankah melawan rasa takut, dianggap sebagai pahlawan-pahlawan yang gagah berani yang tak pernah gentar melihat kehidupan sebagai momen-momen bersejarah.


Takut salah, takut gagal, takut direndahkan dll. Takut inilah yang terus menghantui sendi-sendi kehidupan kita pada setiap detik. Bukankah menikmati kehidupan ini alasan yang tepat, mengapa manusia harus hidup untuk selalu menyusuri setiap lorong-lorong kehidupan dengan menikmati bentangan alam yang indah sebagai wujud sang pencipta kita. Tentu menikmati kehidupan ini, yang harus ditanamkan pada setiap benak manuisa. Bahwa hidup adalah sebuah anugrah sang pencipta, yang harus terus mendedikasikannya untuk melakukan yang terbaik bagi alam ini.


Walaupun kita mengakui bahwa orang yang selalu menghindari kesalahan adalah orang yang tak pernah gagal, namun betapa kosongnya jiwa kita seolah-olah melihat alam sebagai tempat yang tak menyimpan selongsong mutiara-mutiara sejarah. Betapa rapuhnya jiwa kita yang tak melihat dunia dengan pemberian kejutan-kejutan yang menyenangkan. Dan betapa butannya mata kita yang tak melihat bahwa setiap kegagalan dalam hidup, itu akan lahir tunas-tunas kehidupan baru.

Kita lihatlah orang-orang disekitar kita yang sukses, yang bahagia, mereka tak melihat kehidupan sebagai hal yang membebani jiwa. Mereka tak pernah merasa takut dalam mengambil resiko, itu karena rasa penasaran, ambisi, serta rasa rindu yang akan hausnya untuk selalu berpetualang.


Tak bisa dipungkiri bahwa setiap kelokan atau tikungan jalan itu akan terus menghantui kita sebab kita tak tahu apa dibalik tikungan itu, namun itulah kehidupan yang tak selalu lurus. Dan lambat laun kita terheran-heran merasa kuat dan bahagia karena telah melewati liku-liku itu.


Pengembaraan manusia terhadap kehidupan itu selalu menggambarkan siapa dia sebenarnya. Tak peduli gagal, salah, dan  sesulit apapun dalam setiap medan perjalanan yang ditempuhnya. Kata Paulo Coelho “Kesulitan” itu hanyalah taktik kuno yang diciptakan untuk membantu medefenisikan diri kita yang sebenarnya.

Lanjut Paulo Coelho, kita akan melangkah lebih jauh ketimbang yang kita kira. Kita akan mencari tempat terbitnya bintang pagi dan sesampainya disana, kita pun terheran-heran betapa perjalanan itu jauh labih muda daripada yang selama ini yang kita bayangkan.


Pagi ini saya hendak mau berangkat untuk pulang kampung bersama teman saya Adin. Janji kami berangkatnya pagi. Karena terlambat bangun dan suda telalu terang, saya pun tetap mengajak untuk pulang kampung. Adin…..sini kita berangkat!! Dia menjawab, sekarang tidak bisa karena saya takut. Saya bilang, takut apa? Takut Polantas karena dijalan lagi banyak swiping. Aahhh…..
 

0 komentar:

Posting Komentar