Kisah Seorang Nelayan di Purirano

Ini adalah cerita saat saya bertemu dengan nelayan di purirano. Keadaan mereka penuh dengan ketidakadilan.

Kenangan di Puncak Terindah Buton Selatan

Ini adalah bentuk penghayatan, akan indahnya alam. Olehnya itu, alam harus dijaga dengan baik agar kita hidup dalam penuh damai dan tentram.

Menggeluti Ilmu di Perguruan Tinggi

Bersama dengan ilmu pengetahuan kita dapat maju, bergerak dan bersaing dengan pihak-pihak lain. Mari, kita dahulukan pendidikan kita.

Sebuah Perjalanan di Muna Barat

Kami mencari keadilan atas masyarakat yang selama ini teralienasi. Lahan-lahan mereka dipermainkan oleh elit-elit desa, mengeruk keuntungan dengan membodohi masyarakat. Kami menolak dan melawan.

Mencari Keindahan di Danau Maleura

Di danau ini, ada panorama keindahan, yang membuat pengunjung sangat menikmati suasana. Hawa dingin dan air yang jernih dan terdapat banyaknya gua-gua. Ini keren kan. Adanya hanya di Muna.

29 Januari 2016

Perempuan Itu Ada Untuk di Hormati, Bukan Dipermainkan

Ilustrasi




BIARKANLAH saya berbicara untuk perempuan yang kehadirannya sangat dinantikan dan dibanggakan dalam peradaban kehidupan ini. Perempuan pada dasarnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kolektif sosial masyarakat. Dalam kehidupan, kita sering diperhadapkan dengan perempuan di manapun seperti di kantor, di jalan, dalam angkot, mall, tempat karaoke dan  lain sebagainya. Itulah yang dinamakan tak terpisahkan, bahwa perempuan merupakan bagian dari lingkungan sosial kita. Mereka berhak untuk melakukan apapun untuk sebuah kehidupan yang lebih baik dan lebih positif. Perempuan yang mempunyai bakat dapat berkarya, berinovasi menyalurkan ide serta gagasan untuk kebaikan umat dan bangsa serta dapat memberikan edukasi di lingkungannya tentang pentingnya hak-hak perempuan dalam kehidupan. 
Perempuan yang dimuliakan terletak pada seberapa besar dia menghargai sebuah kehidupan yang lebih positif, bukan mengisi kehidupan dengan  hal-hal yang justru merendahkan harkat dan martabat dirinya sendiri. Dan laki-laki yang bijaksana adalah laki-laki yang dapat menghargai apapun di kehidupan ini terutama seorang perempuan.
*** 
BEBERAPA hari yang lalu saya bertemu dengan seorang sahabat. Dia seorang perantau dari Timur Indonesia Papua. Dengan logatnya yang ke-Papua-an dia menyapa saya, lagi apa ka? Saya hanya menjawab, lagi santai, istrahat saja. Kemudian kami bercerita panjang lebar, dari permasalahan desa yang dihadapi sekarang sampai dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sahabat itu memang hanya tamatan SMA, namun dia senang untuk berdiskusi tentang apapun. Saat kami bercerita saya tidak selalu mendominasi, namun sahabat itu yang selalu mendominasi pembicaraan. Saya hanya menangkap dan menyambung apa yang di bicarakan. Pikirku, luas juga wawasan sahabat ini meskipun dia hanya seorang perantau.

Di saat kami bercerita, saya sangat senang ketika sahabat itu menceritkan banyak hal tentang pengalamannya di Papua. Sahabat itu pandai mendakwai seseorang dengan pengalamannya. Banyak hal yang ku pelajari dari cerita sahabat ini ketika dia diperantauan. Salah satunya adalah bahwa hidup di negeri orang memang butuh kesabaran dan perjuangan. Mimpi hanya bisa terwujud jika kita mempunyai tekad yang kuat untuk melakukan. Sahabat itu mengatakan bahwa untuk hidup di perantauan, kita harus bekerja keras untuk mendapatkan uang agar kita bisa makan. Sahabat itu memang benar, tanpa bekerja keras uang tidak akan ada karena uang tidak akan jatuh dengan sendirinya dari langit.

Namun saya mulai merasa tak suka dan jenuh ketika sahabat itu mengalihkan cerita, betapa banyaknya dia mempermainkan perempuan. Dari perempuan satu ke-perempuan lain dan seterusnya, begitulah ungkapannya. Mungkin dia senang disebut playboy, namun muka juga pas-pasan. Kehidupannya seperti disibukan dengan hal-hal yang menurut saya tak berarti karena hanya persoalan sex alias berzina. Saya melihatnya, pemuda itu senang gonta-ganti pacar dan kemudian menceritakan kepada teman-temannya untuk mendapatkan pujian sebagai laki-laki yang tangguh karena telah berhasil menaklukan beberapa hati wanitanya untuk kemudian melakukan sex atau berzina. Mungkin hasrat itu ada hanya untuk melakukan sex atau berzina lalu ditinggalkannya kemudian mencari wanita lain lagi untuk di pacarinya. Betapa absurdnya kehidupan seperti ini, pikirku.
Sahabat itu lebih bersemangat ketika bercerita tentang perempuan yang dipermainkannya. Saya hanya mendengarkan dan menganggup sambil melirik sahabat yang satunya. Di sela-sela pembicaraan, tiba-tiba suara hp-nya berdering, terdengar ada suara perempuan yang menelpon. Kamu di mana? Kata perempuan itu. Sahabat itu menjawab, dirumah keluarga. Saya melihatnya sahabat ini pandai sekali bersilat lidah, membohongi perempuan dengan sesukanya. Pikirku, perempuan juga bodoh untuk percaya seperti seorang sahabat ini. Lalu kemudian mereka janjian untuk bertemu di suatu tempat. Ketika sahabat itu menutup teleponnya saya langsung berkata, malam ini akan berbuat kejahatan lagi nih. Sahabat itu hanya tersenyum sambil memalingkan pandangannya ditempat lain.
Memang kita harus menyadari bahwa kehadiran perempuan dalam kehidupan kita sangat penting. Namun bukan kemudian kita mempermainkannya dengan sesuka hati kita. Mereka adalah sebaris titik-titik perjalanan dalam sejarah kehidupan. Kehadiran mereka adalah bagaikan lentera yang menerangi kegelapan peradaban di kehidupan ini. Perempuan-lah yang menjadi perawat, penempa kita di saat tubuh ini menggigil karena kerinduan akan dunia. Perempuan-lah yang menjadi pelindung dimasa kita dalam kandungan yang kemudian melahirkan kita dengan perjuangan hidup dan mati. Bahkan darah mengalir diselangkannya, merobek mahkota kewanitaanya yang dijaga dan dibanggakan selama masih gadis karena keperawanannya.
Saya mungkin akan mengatakan gila kepada mereka yang dengan bangga mempermainkan perempuan. Mereka tidak menyadari bahwa dari perempuan-lah mereka dilahirkan dengan susah payah. Dari perempuan-lah mereka mendapatkan kasih sayang penuh, yang mengasihani mereka dengan sepenuh hati. Sahabat itu mungkin buta akan hal tersebut, namun kita adalah bukan sahabat itu. Kita harus menghargai perempuan sebagaimana kita menghargai Ibu yang kita cintai. Karena apabila tak ada perempuan maka tidak ada peradaban manusia di dunia ini.

Bukankah Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Jejak Langka sudah mengatakan hal tersebut bahwa ‘perempuan adalah lautan kehidupan’ maka hormatila ia.

                                                                                          Kendari, 29 Januari 2016
                                                                                            La Ode Halaidin



Sumber Gambar: elmina-co.id