Setelah
kita di lahirkan di dunia dan masih menginjak usia bayi, Ibu kita selalu
mengatakan kata-kata yang halus yang penuh dengan Makna “ Nak, Nanti kalau
sudah besar jadilah kamu anak yang pintar dan selalu patuh pada kedua orang tua
ya” seperti itulah ungkapan seorang Ibu. Kalau kita mencoba mengukir kata-kata
Ibu tersebut betapa Baik dan Ikhlasnya seorang Ibu terhadap diri kita ( kepada
anaknya ), hingga dia ( Ibu ) terus mengagung-agungkan, merawat, mendidik hingga
kita menginjak usia Remaja. Namun demikian, seorang Ibu tidak berhenti sampai
di situ, dia ( Ibu ) akan terus merawat dan terus memberikan kasih sayang
sepenuhnya terhadap seorang anak.
Pada
saat usia masih kecil, kita ingin selalu cepat berkembang menuju usia Remaja,
setelah itu barulah menuju usia Dewasa karena dari kacamata orang bahwa hidup
di usia Dewasa sangat menyenangkan, indah dan bahagiah bisa merasakan perasaan
jatuh Cinta, kasmaran dan lain-lain hingga terus berlayar sejauh mungkin dengan
menemukan prinsip hidup yang sesunggunya.
Perjalanan
hidup memang sangat panjang dan membutuhkan waktu yang sangat banyak, dari masa
dalam kandungan hingga terlahir di dunia, menjadi Anak-anak, Remaja, Dewasa,
Tua dan terakhir adalah menjadi Kakek-Nenek dan kemudian meninggal dunia Sama
halnya dalam menempu sebuah pendidikan membutuhkan sebuah perjalanan waktu yang
sangat panjang. Kalau pada masa-masa saya sekolah TK itu saya masih dapat,
hingga melanjutkan ke SD, SLTP, SMA, dan sekarang duduk di sebuah perguruan
tinggi Negeri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari.
Universitas
Halu Oleo Kendari adalah universitas terbaik Sulawesi Tenggara dan merupakan
universitas terbesar. Semua orang akan bangga ketika masuk pada perguruan
tinggi ini, termasuk diri saya sendiri. Dari beberapa saudara saya, mungkin
saya yang paling beruntung karena saya bisa diizinkan untuk masuk pada
perguruan tinggi Negeri. Bisa belajar dan melakukan segala aktivitas kampus.
Ini merupakan suatu pengalaman terbesar dalam hidup saya.
Keterbatasan
modal. Inilah kebanyakan yang saya dapat pada semua orang, termasuk dikampung
saya di Raha Sulawesi Tenggara. Tidak dapatnya menempu pendidikan perguruan
tinggi karena adanya hal ini yaitu biaya pendidikan. Saya pribadi merasakan itu
pada masa-masa SMA. Pekerjaan orang tua yang hanya sekedar Petani biasa,
bertani yang hanya untuk menyambung hidup, sehingga berbagai kendala pun saya
dapat. Saya melewati ini bisa dibilang sangat susah sekali. Tetapi saya selalu
bersyukur, dengan apa yang ada pada kedua orang tua saya. Pada saat lulus SMA,
ingin lanjut ke perguruan tinggi tetapi satu yang menjadi masalah yaitu biaya.
Hingga akhirnya saya di percayakan oleh orang tua dan atas bantuan
saudara-saudara saya untuk menempuh perguruan tinggi. Belajar merupakan hobi
atau kesukaan saya baik belajar kepada orang lain maupun belajar lewat
buku-buku, media online ataupun diskusi-diskusi.
Saya
selalu terinspirasi dengan kata-kata motivasi, dan memang didalam hidup harus
selalu ada motivasi-motivasi untuk selalu bergerak dan melakukan sesuatu yang
lebih mulia dan bermanfaat. Dalam buku motivasi 99 Mutiara Hidup dikatakan
Bagaikan pemain bola, jalani hidup ini mengikuti irama bola yang pergi,
ikutilah ia, tetapi jangan lupa dengan sasaran hidupmu. Sasaranmu adalah
membuat gol sebanyak mungkin.
Yups….menjalani
hidup ini memang banyak rintangan yang menunggu kedepan, tetapi bukan berarti
kita kalah lalu harus memasrahkan diri. Bergerak selangka-demi selangka itu
lebih baik daripada kita mendiamkan diri di bumi dan tak berbuat apa-apa.
Sungguh sayangnya kita tak melakukan sebuah petualangan dalam hidup ini, yang
kemudian akan membuat terus hambar hari-hari kita. Berpetualang bukan berarti
hanya untuk melakukan banyak perjalanan tetapi dengan mengunjungi, membantu
lalu mengapdikan diri pada kebaikan yang tentu akan memacu sebuah kehidupan
masyarakat yang lebih baik.
Saya
teringat dengan ucapan J. Donald Walters bahwa Kebahagiaan akan tumbuh
berkembang manakala Anda membantu orang lain. Namun bilamana Anda tidak mencoba
membantu sesama, kebahagiaan akan layu dan mengering. Kebahagiaan bagaikan
sebuah tanaman, harus disirami tiap hari dengan sikap dan tindakan memberi. Iya…kita
harus banyak memberi meskipun itu tak seberapa.
Saat ini setelah berhari-hari
merenungkan sebuah perjalanan hidup saya, kiranya banyak makna tersendiri yang
dapat ku petik. Mungkin capek, bosan, gagal, namun apakah kita akan berhenti
melangka? Saya kira tidak…kita harus terus maju untuk memetik makna dari sebuah
perjalanan hidup itu dan kedepan kita akan mempunyai sebuah cerita itu, kepada
istri dan anak cucu kita.
Tulisan ini bagian dari curhatan hati saya yang sudah lama tercecer di notebook.
Kendari 5
September 2015
0 komentar:
Posting Komentar