26 Agustus 2017

Anggun Kekasihku

Sumber Gambar: Pixabay

Wahai angin, sampaikanlah salamku kepada permatahatiku
Tanyakan padanya, apakah dia mau berjumpa denganku?
Apakah dia mau menyatu bersamaku dengan cinta?
Aku rela berkorban demi kebahagiaan dirinya
Hingga disini terlunta-lunta, sengsara bersama kepedihan

Wahai awan pagi yang indah dan cerah
Maukah engkau menyampaikan kata cinta kepada pujaanku!
Berikanlah bunga-bunga yang semerbaknya mewangi
Hingga menembus hati yang tertutup rapat
Bukalah pintu hatinya, lalu
sampaikanlah dahaga cinta yang memenuhi hatiku

Wahai bulan yang memiliki ratu segala keindahan
Berikanlah cahaya rembulan kepada pujaanku
Aku tak ingin ia berada dalam selubung kegelapan,
ditelan bumi terlelap selamanya
Aku ingin melihatnya lebih cerah, ceria, bangkit
Mengangkasa bersama pusaka kecantikannya

Aku merindu disini, wahai pujaanku
Gelora cinta memenuhi sanubariku
Duhai Anggun, dengarkanlah bisikan hati ini
Sudikah engkau menjadi kekasihku?
Aku telah melepaskan ke‘aku’anku, untuk menjadikan kita satu
Betapa pedih hatiku jika aku tak memilikimu
Membuatku tak kuat lagi menanggung beban kehidupan ini
Andai kau tahu
Aku begitu tulus mencinta

Wahai kesedihan yang membelenggu jiwa
Janganlah engkau lilitkan kesengsaraan didalam tubuh dan hatiku
Sudah-sudahlah engaku putuskan pengharapanku akan cinta
Aku sudah begitu remuk, redup
Hinggah bertali-tali kemalangan hidup menimpahku

Kekasihku, taukah engkau….
Sejak bertemu denganmu semua terasa berubah
Engkau laksana dewi dalam gelimang cahaya, yang memancarkan keharuman bunga surga
Kecantikanmu, membahagiakan hati yang memandang
Parasmu selalu muncul dalam pandangan
Siang maupun malam, aku selalu mengingat namamu

Duhai kekasihku, hanya engkaulah pengobat jiwa dan penawar kalbuku
Tubuhkan yang mulai lenyap, mencoba bangkit
Melintasi padang pasir yang tandus
Mata yang kering dan gelap, kini mulai terang
Mencoba mengepakkan sayap-sayap yang patah
Terbang melampaui cakrawala yang biru
Aku tak kemana, duhai pujaanku
Hanya menuju pengabdianku
Cinta sucimu

Duhai embun pagi, muarakanlah dahagaku
untuk mengairi ladang-ladang cinta yang telah lama mengering
Bukalah gerbang hatinya yang tertutup rapat
Sampaikanlah dengan lembut salamku

Sampaikanlah pesanku ini;
Aku merindu ingin disampaingmu
Duhai Anggun, terimalah hati yang tulus-bersih ini
Engkaulah semangatku, mencari keberuntungan hidup
Di bawah tanah, aku bagai benih dan engkaulah musimnya
Di atas bumi, aku bagai akar dan engkaulah pohonnya
Hanya bersama, kita dapat berdiri tegak
melawan pusaran badai

Wahai Anggun, pujaan hatiku….
Mari minum bersamaku cawan kehidupan
Akan kuisikan anggur dalam gelas agar kita menyatu
Dalam dirimulah segenap angan-anganku terbentang luas
Bersamamu mengarungi lautan
Menuju keabadian cinta

Tahukah engkau, bahwa hadirmu adalah mimpiku
Aku begitu mencintamu
Demi rasa cintaku yang begitu mendalam
Aku rela berjalan dipadang pasir tanpa air, panas dan tandus
Demi mencari kebahagiaan kita
Wahai pujaanku, marilah kita genggam bersama
asa kehidupan
Aku ingin menjadi bagian hidupmu dan
kamu bagian hidupku
Kau akan menjadi awal dan akulah akhir
Bersama
Selamanya

                                                                                 La Ode Halaidin
                                                                                Kendari, 27 Agustus 2017

0 komentar:

Posting Komentar