Beberapa Pengungsi di Dalam Mesjid: Foto Laode Halaidin |
Sejak diterjang banjir besar pada tahun 2013 silam, hari ini di beberapa wilayah Kota Kendari kembali mengalami kebanjiran. Hujan yang turun sejak dua hari lalu, Kamis dan Jumat (11/05/2017 dan 12/05/2017), mengakibatkan beberapa kelurahan mengalami kebanjiran yang cukup parah. Salah satunya seperti yang terjadi di Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, tepatnya di jalan. H. Lamuse.
Kebanjiran ini dipengaruhi
karena meluapnya air sungai Kali Wanggu. Informasi dari beberapa warga
mengatakan, banjir tersebut merupakan air limpasan dari sungai di Konawe
Selatan.
Sejak Jumat (12/05/2017)
kemarin, terlihat ada beberapa warga yang mulai mengungsi. Rumah warga terendam
hingga ketinggian setinggi paha orang dewasa. Dari informasi yang berhasil saya
wawancarai, ketua RT-13 Rustam mengatakan, saat ini rumah yang terkena banjir sekitar
120 rumah. Dari catatan yang terlihat disalah satu kertasnya, ada 28 kepala
keluarga yang terendam banjir. Untuk RT-13 yang saya urus ada 28 kepala
keluarga, ini belum yang lain kata Rustam, sambil memperlihatkan catatannya.
***
Saat saya mengunjungi lokasi banjir
hari ini, ada beberapa tenda-tenda darurat yang didirikan untuk tempat
mengungsi para warga yang terkena banjir. Beberapa warga terlihat beraktivitas
didalam tenda. Sementara itu pihak TNI-Polri, BPBD Kendari, Basarnas, PMI dan
TBM FK UHO terlihat beraktivitas diluar, berjaga-jaga sebagian melayani warga.
Warga Mengungsi di Tenda-tenda; Foto Laode Halaidin |
Rumah Warga Yang Terendam Banjir: Foto Laode Halaidin |
Menurut Rustam, persoalan
banjir bukan persoalan sepele. Sejak kemarin warga saya disana terisolasi, bahkan
ada yang longsor. Warga sangat membutuhkan bantuan, berupa logistik dan yang
lainnya. Kalau tidak percaya kata Rustam, mari kita kesana, melihat keadaan
warga. Sejenak, Rustam memanggil seorang pemuda yang membawa sebuah perahu
bantuan. Pertualangan pun kami mulai.
Sepanjang jalan Kali Wanggu,
terlihat beberapa rumah terendam banjir. Kami menyisir sekitar ½ kilo meter
jalan. Setelah mencapai titik dataran terendah banjir, Rustam mengajak saya
untuk mengunjungi pengungsi di dalam mesjid. Silahkan wawancarai pengungsi di
dalam mesjid, apakah mereka mendapatkan bantuan atau tidak, kata Rustam.
Saya berhasil bertemu pengungsi
di dalam mesjid yang bernama Arham. Ia adalah salah satu warga yang mengeluh
karena tidak adanya bantuan logistik yang datang dari pemerintah kota. Menurut Arham,
apa yang dikatakan Pak Rustam itu benar. Disini, sampai dengan pukul 12.00, bantuan
belum ada sampai sekarang. Kami tidak terlalu berharap, tapi setidaknya kami
diperhatikan. Mereka yang berada didekat jalan, tidak ada masalah, tidak
kesusahan, tapi kami kesusahan. Perahu bantuan hanya satu. Bagaimana bisa kami
belanja dengan warga yang berjumlah 25 kepala keluarga ini, kata pak Arham.
Luapan Sungai Kali Wanggu: Foto Laode Halaidin |
Diluar mesjid, terlihat Ibu-ibu
sedang sibuk memasak. Salah seorang Ibu juga mengeluh tidak adanya bantuan. Mereka
memasak makanan hasil sisa yang diselamatkan dari banjir. Disini tidak ada
bantuan pak, kami memakai beras dan sisa lainnya yang berhasil kami selamatkan,
kata Ibu itu.
Apa yang menjadi harapan warga
adalah perhatian, terutama warga yang letaknya cukup jauh dengan jalan raya. Pemukiman
mereka yang sudah menjadi langganan banjir saat hujan deras, meminta pemerintah
kota serius untuk bisa menangani masalah ini. Rustam mengemukakan, seharusnya
mereka turun langsung ke-lokasi, mengunjungi warga ditempat banjir, bukan saja
berkomentar ditempat aman lalu mengatakan tidak terlalu parah. Kami yang
merasakan, bukan mereka, ungkap Rustam.
Inilah potret pemerintah kita. Tersebarnya
informasi di media sosial yang tidak aktual dan tidak menyajikan fakta-fakta dilapangan
membuat kita tergelitik untuk menelusurinya. Disalah satu media sosial lokal,
wakil walikota Kendari mengatakan bahwa banjir ini tidak terlalu parah. Setelah
saya turun kelapangan dan berdiskusi dengan warga, kondisi mereka sungguh
miris. Hampir separuh tinggi rumah mereka terendam air. Dan hal yang
mengejutkan, pemerintah kota seperti terlihat abai dengan kondisi warga.
Rustam benar, bahwa yang
merasakan dia dan warganya, bukan mereka.
Kendari, 13 Mei 2017
Laode Halaidin
Kendari, 13 Mei 2017
Laode Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar