17 Mei 2017

Hari Buku Nasional, 17 Mei 2017

Sebagian buku koleksi

Ada yang bertanya kepada saya mengenai buku bacaan. Kamu suka baca buku apa sebenarnya? Buku-buku kamu ini banyak macamnya. Padahal kamu orang ekonomi, tapi bacaanmu ada buku politik, budaya, sejarah, tentang agama, filsafat dan buku-buku novel. Mengapa kamu tidak konsisten hanya satu buku, fokus pada keilmuanmu?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini banyak kudengar saat bertemu dengan sahabat-sahabat. Mereka bertanya kritik, tentang buku yang kukoleksi. Pada saat yang sama, saya hanya mengatakan bahwa saya suka semua buku bacaan. Saya suka baca buku apa saja, yang tentu mempunyai nutrisi-nutrisi untuk mengembangkan pengetahuanku.
Saya percaya, bahwa ilmu itu tidak berdiri sendiri. Masing-masing kajian ilmu saling menopang untuk kemudian mencoba untuk menyempurnakan ilmu-ilmu yang lain. Misalnya ilmu-ilmu sosial. Jika kita mempelajari hal ini, penjalaran ilmu kita harus menyentuh dimensi-dimensi ilmu lain, seperti politik, ekonomi, budaya dan semacamnya.
Itulah pengetahuan. Maka, dalam memperingati hari buku saya hanya mengatakan bahwa buku itu penting, karena;

Buku adalah lentera, dikala kegelapan menyelimuti pikiran.
Buku adalah jendela, untuk melihat dunia yang lebih luas.
Buku dalah aksara pengetahuan, yang kemudian membawa kita pada setiap peradaban.

Dengan buku, kita senag, kita tenang.
Dengan buku, kita dapat menjelajah dari waktu ke waktu.
Karena itulah, bahwa buku adalah kompas pengetahuan.

Maka dari itu, rawatlah buku dengan baik.
Sebagaimana kita merawat kehidupan.
Dengan merawat buku, kita sama halnya dengan merawat peradaban.


                                                                                Kendari, 17 Mei 2017
                                                                                Laode Halaidin

0 komentar:

Posting Komentar