Sebagian buku koleksi |
Ada yang bertanya kepada saya mengenai buku bacaan. Kamu suka baca buku apa sebenarnya? Buku-buku kamu ini banyak macamnya. Padahal kamu orang ekonomi, tapi bacaanmu ada buku politik, budaya, sejarah, tentang agama, filsafat dan buku-buku novel. Mengapa kamu tidak konsisten hanya satu buku, fokus pada keilmuanmu?
Pertanyaan-pertanyaan seperti
ini banyak kudengar saat bertemu dengan sahabat-sahabat. Mereka bertanya
kritik, tentang buku yang kukoleksi. Pada saat yang sama, saya hanya mengatakan
bahwa saya suka semua buku bacaan. Saya suka baca buku apa saja, yang tentu
mempunyai nutrisi-nutrisi untuk mengembangkan pengetahuanku.
Saya percaya, bahwa ilmu itu
tidak berdiri sendiri. Masing-masing kajian ilmu saling menopang untuk kemudian
mencoba untuk menyempurnakan ilmu-ilmu yang lain. Misalnya ilmu-ilmu sosial. Jika
kita mempelajari hal ini, penjalaran ilmu kita harus menyentuh dimensi-dimensi
ilmu lain, seperti politik, ekonomi, budaya dan semacamnya.
Itulah pengetahuan. Maka, dalam
memperingati hari buku saya hanya mengatakan bahwa buku itu penting, karena;
Buku adalah
lentera, dikala kegelapan menyelimuti pikiran.
Buku adalah
jendela, untuk melihat dunia yang lebih luas.
Buku dalah
aksara pengetahuan, yang kemudian membawa kita pada setiap peradaban.
Dengan buku,
kita senag, kita tenang.
Dengan buku,
kita dapat menjelajah dari waktu ke waktu.
Karena itulah,
bahwa buku adalah kompas pengetahuan.
Maka dari
itu, rawatlah buku dengan baik.
Sebagaimana
kita merawat kehidupan.
Dengan merawat
buku, kita sama halnya dengan merawat peradaban.
Kendari, 17 Mei 2017
Laode
Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar