14 November 2016

"Di Pinggir Jalan"

INI adalah Rubrik pojok harian Indonesia Raya yang diasuh oleh Mas Kluyur pada edisi 29 Desember 1973. Mas Kluyur ini adalah sebutan Mochtar Lubis, selain Don Sagundo Asemos Garamos. Saya sangat suka Rubriknya yang menyentuh. Begini..


"Di Pinggir Jalan"

Untuk wanita Indonesia yang cari peruntungan ke luar negeri:
Hujan mas dan perak, negeri orang
Hujan keris dan lembing negeri sendiri.

Untuk polisi yang suka angkutin mahasiswa dan pemuda naik truk:
Guruh bunyi bersayup-sayup
Orang di bumi semua bimbang
Jikalau ada angin bertiup
Apakah bunga mau berkembang?

Untuk mahasiswa dan pemuda yang melakukan aksi-aksi:
Hendak mandi, marilah mandi
Setimba kita berdua
Hendak mati marilah mati
Sekubur kita berdua

Kepada babe-babe yang tidak memperhatikan nasib rakyat:
Malam ini merendang jagung
Malam esok merendang jelai
Malam ini kita berkampung
Malam esok kita bercerai

Kepada cukong-cukong dan babe-babe yang kerjasama dengan mereka:
Permata jatuh di rumput
Kasih umpama embun
Datang matahari hilang

Kepada segala ratuu-ratu kecantikan:
Apa guna pasang pelita
Kalau tidak ada sumbunya
Apa guna main mata
kalau tidak ada sungguhnya

Dan kepada pembaca, sobat, kawan dan lawan:
Kalu ada jarum patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada salah sepata
Jangan simpan dalam hati.

CATATAN: Rubrik ini saya kutip dari buku "Muchtar Lubis Wartawan Jihad."

0 komentar:

Posting Komentar