Hari
ini saya merasa kehilangan, disalah satu keluarga besarku. Ditengah gembiranya
untuk yudisium sarjana, nenek saya meninggal dunia. Nenek meninggal sekitar
pukul tiga subuh. Beberapa bulan terakhir ini nenek sakit-sakitan, yang
menyebabkan karena faktor usia. Saat ini umurnya sekitar lebih 80-han tahun.
Nenek memang suda banyak melewati asam garam dikehidupan ini.
Keluarga
di Kendari dan Makassar semua meluangkan waktu untuk pulang. Dan saya tetap di
Kendari sampai dengan pukul 13.00 siang untuk mengikuti yudisium.
Saya
sedih lantaran tidak bisa pulang untuk melihat wajah nenek untuk terakhir kali.
Saya sedih karena saya tidak bisa melihat nenek dimakamkan diliang kuburnya, yang
akan didampingkan dengan kakek yang tercinta. Saya harus mengikuti acara
yudisium itu, sebagai langka untuk medapatkan gelar kesarjanaanku. Dan itu
harus, meskipun saya dilanda kesedihan karena kedukaan itu.
Nenek,
engkau memang terpisah dengan keluarga besarmu, namun tidak untuk jiwamu. Rohmu
terbang ke dunia lain, ragamu terkubur dengan tanah, namun darahmu akan terus mengalir
ke urat-urat anakmu dan cucumu. Kami semua menggambarkan engkau nenek.
Engkaulah bersama kakek yang menciptakan tunas-tunas itu, mulai dari
anak-anakmu, cucumu dan cicitmu, yang kemudian mengakar menjadi sebuah keluarga
besar.
Nenek,
engkaulah yang terpatri dalam jiwa kami. Tanpa nenek dan kakek, mungkin Ibuku
tak akan lahir dan suda tentu saya dan semua cucu-cucumu yang lain juga tak
akan lahir diperadaban ini. Engkau nenek adalah lautan kehidupan, sama seperti
Ibuku yang telah melahirkan aku dan kakek adalah bumi, tanah dan langit yang
senantiasa menaungi dan menjagai lautan itu.
Nenek
dan kakek, kalian akan bertemu dalam satu alam yaitu akhirat. Mungkin kakek
akan bahagia karena telah lama menunggu kedatangan nenek yang suda
bertahun-tahun. Kalian akan berdendang disana, berkumpul bersama seperti halnya
di dunia. Sementara kami anak-anakmu dan cucu-cucumu akan bersedih, karena
telah terpisah oleh jarak dan waktu.
Nenek
yang kami cintai dan sayangi, selamat jalan, selamat berjumpa lagi dengan
kakek. Kami semua dari keluarga besar akan selalu mendoakan agar nenek dan
kakek selalu tenang di alam yang kini ditempati. Kami hanya memanjatkan doa-doa
sebagai pengantar dan pemulus jalanmu untuk menuju alam yang bernama akhirat
itu. Selamat jalan nek, selamat berjumpa lagi dengan kakek yang kamu cintai,
yang selama di dunia menemanimu dengan penuh kesetiaan.
Semoga
kalian selalu tenang dan amal ibadah kalian di dunia dapat diterima di sisi
yang maha mengenggam.
La
Ode Halaidin
Kendari,
19 April 2016
0 komentar:
Posting Komentar