Paulo
Coelho seorang angota Brazillian Academy of letters yang terpilih sebagai
pembawah Pesan Damai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, kesendirian
bukan berarti tak berkawan, melainkan saat bagi jiwa kita untuk bebas berbicara
dan membantu memutuskan yang hendak kita lakukan atas hidup kita. Lebih lanjut
Paulo Coelho mengatakan dalam kesendirian, akan mereka temukan cinta yang
kedatangannya mungkin luput dari perhatian. Dalam kesendirian, mereka akan
memahamai dan menghargai cinta yang telah pergi.
***
Aku
suda terbiasa dengan kesendirianku dalam hidup ini, hingga kata’kesendirian’ bukanlah
sesuatu yang menakutkan dalam hidupku. Kesendirian merupakan fakta dan realitas
kehidupan kita. Maka tanpa terkecuali kita harus menjalaninya. Kesendirian, Menyendiri/sendiri,
teralienasi/pengasingan diri adalah keadaan yang melingkupi di kehidupan kita
hari ini. Kesendirian bukanlah racun, tapi pupuk kehidupan yang kelak akan
menjuntaikan semerbaknya dilangit-langit kehidupan. Dengan kesendirian-lah kita
akan belajar banyak hal, belajar tentang cinta dan kasih sayang, belajar
tentang hidup, belajar tentang kepedulian, keadilan antar sesama dan belajar
untuk berkarya.
Hidup
ini memang butuh kesendirian walaupun itu sejenak. Jika engkau tak pernah
menyendiri atau mengasingkan diri sendiri maka engkau tak akan bisa memahami
dirimu yang sebenarnya.
***
Hidup
dengan kesendirian, selalu memunculkan tanda tanya besar dilingkungan sekitar
kita, teman-teman bahkan keluarga kita. Bahkan terkadang orang-orang memberikan
komentar negatif, dikalah kita dalam keadaan menyendiri.
Pertanyaan
yang sering muncul adalah mengapa dia menyendiri? Apakah dia tidak bisa
ber-sosial, bersahabat/berkawan atau bergaul dengan masyarakat? Apakah dia
sedang pata hati karena putus cinta? Apakah dia tidak memiliki pacar karena dia
tidak laku hingga akhirnya hidupnya terus menyendiri? Apakah dia…..dan masih
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain, dengan adanya hidup kita dalam keadaan
kesendirian.
Dalam
kesendirian, orang terkadang menganggap kita dalam keadaan stress, jenuh dengan
kehidupan hingga akhirnya kita dilabeli dengan orang-orang yang aneh. Anggapan itu
ada benarnya. Benar dikatakan aneh, karena dengan kesendirian seseorang bisa
menghasilkan karya-karya besar yang monumental, seperti Karl Marx menghasilakan
karya Das Kapital yang setebal seribu halaman, Kahlil Gibran sang penyair yang
dijuluki dengan pengarang SANG NABI, dan Jalaluddin Rumi sang penyair sufisme
yang diberi gelar “Guru bagi para kaum sufi” atau “Rajanya sang penyair” pada
masanya.
Orang-orang
yang menyendiri memang adalah orang-orang yang aneh. Dengan kesendiriannya kita
bisa memanfaatkan kekuatan imajinasinya, melalangbuana bersama imajinasinya
untuk memahami kehidupan di alam ini, hingga dapat menghasilkan suatu karya-karya
besar. Penulis sastra seperti halnya Pramoedya Ananta Toer, bisa menghasilkan
karya besarnya dengan kesendiriannya, atau mengalami pengasingannya didalam
penjara.
***
Ia,
memang pada saat-saat yang paling krusial dalam hidup ini adalah pada saat kita
sedang berada dalam kesendirian. Lihatlah para bayi yang baru lahir dalam
kandungan ibunya. Betapapun orang datang untuk melihatnya atau didekati, namun
kaputusan sang anak untuk hidup ada pada anak itu sendiri. Seorang seniman juga
seperti itu, keindahan lukisannya yang akan dihasilkan tergantung pada seberapa
besar ketenangannya untuk berdiam diri dalam kesendiriannya itu.
Seperti
halnya cinta kata Paulo Coelho, tanpa kesendirian cinta takkan bertahan lama
disampingmu. Sebab cinta perlu melepas lelah, supaya dapatlah dia berkelana di
awan-awan surga dan menjelmakan dirinya dalam beragam rupa. Kesendirian
bukan berarti tak ada cinta, melainkan justru menyempurnakannya, kata Paulo Coelho.
Marilah
kita ‘Merawat Pohon Cinta’ itu, agar kelak tumbuh mengangkasa dan mengakar di jantung
kehidupan.
La
ode Halaidin
Kendari,
4 Oktober 2015
0 komentar:
Posting Komentar