Ilustrasi
Suda empat tahun
saya tinggal ngekos di depan kampus Universitas Halu Oleo. Namun itu suda empat
tahun juga saya menyaksikan setiap kali mahasiswa selesai di wisuda, sorenya
sampai pagi mereka seperti melakukan kegiatan pesta, memutar musik dengan suara
besar-besar sambil bernyanyi dan menenggak minuman-minuman keras.
Saya
tak mengerti dengan semua itu. Apakah ini yang di namakan sebagai sebuah
tradisi masyarakat kampus. Ataukah hanya bagian dari pelampiasan karena
kesenangan mereka telah melalui masa-masa sulit pada saat kuliah atau
kesenangan mereka karena telah berhasil menghadapi dosen-dosen yang ngiler yang
membantai mereka pada saat ujian skripsi.
Entalah,….kalau
mereka beranggapan demikian, saya kira itu hanya bagian dari kenangan
pergulatan kita di dunia kampus dan setelah keluar kampus masaalah-masaalah yang
akan kita hadapi mungkin sangat sulit. Kita hanya butuh penguatan diri untuk
menghadapi dunia luar, butuh refleksi dan tak menganggap bahwa masa-masa sulit
itu hanya di dunia kampus. Di dunia luar sana menunggu, kita hanya butuh sekuat
seperti batu karang yang ada ditengah laut, biarpun diterjan ombak keras iya
tak akan pernah goyah.
Jika
kita melihat proses belajar mahasiswa-mahasiswanya sepertinya biasa-biasa saja.
Tidak seperti di kampus-kampus terbesar didalam dan luar negeri. Tak ada yang
keluyuran keluar-masuk perpustakaan Universitas Halu Oleo. Karena memang miskin
buku-buku bahan bacaan (nanti lain kali saya akan tunjukan foto-fotonya,
rak-rak atau lemari yang tak mempunyai buku bacaan apapun). Tak pernah juga
saya dapatkan mahasiswa-mahasiswanya sekedar duduk-duduk dibawah pohon yang di
temani sebuah buku, kemudian tenggelam dalam bacaannya. Karena kebanyakan
mahasiswa maupun mahasiswinya bukanlah buku-buku yang dibawanya tapi make-up,
Aipet dll.
Kemarin
tanggal 4 dan 5 Mei 2015 ada acara wisuda di Universitas Halu Oleo. Saya
menyaksikannya dengan penuh semangat, melihat senior-senior telah di wisuda.
Saya mengucapkan selamat kepada teman-teman itu dan mereka tersenyum bangga dan
penuh semangat.
Tepat
tanggal 5 sore hari, kemudian saya sempatkan diriku untuk ke fakultas ekonomi.
Ehh…ada teman yang panggil untuk datang ke acaranya. Teman ini mengatakan bahwa
acarnya cuman makan-makan, kemudian saya mengiyakan saja tetapi dalam hati,
saya tak akan datang karena saya suda menduga pasti pesta miras lagi sambil
karaokean.
Tak
ada hal lain, selain pesta miras sambil karaokean. Selama saya melihat acara
selesai wisuda sahabat-sahabatku dalam kurung waktu empat tahun ini semuanya
sama, saat malam pasti miras dan karaokean. Saya tak suka akan hal ini dan saya
selalu menghindari acara-acara seperti ini. Dan yang paling mengerikan lagi,
ketika mabuk malah baku hantam sama-sama mereka. Wwaaa….kan lucu ini….tapi
itulah orang mabuk segala kemungkinan pasti akan terjadi. Dan orang-orang
Indonesia timur memang miras di nomor satukan ketika ada momen acara seperti
ini.
Malam
ini, di samping kiri-kanan asrama bunyi dentuman music itu sangat menganggu
dalam gendang telinga saya. Menghindari panggilan teman-teman, malah di samping
asrama ternyata ada yang pesta miras dan karaokean. Tak kenal laki-laki atau
perempuan mereka berkumpul sama-sama menikmatai acara pesta miras itu.
Hhhmmm….sepertinya ini mungkin suda bagian dari tradisi sekaligus pelampiasan
kesenangan itu…
La
ode Halaidin
Kendari
6 Mei 2015
Saat
tengah malam menunggu pertandingan Bola Liga Champion Barcelona VS Bayern
Munchen dan yang saya dukung adalah Barcelona.
0 komentar:
Posting Komentar