Yusran Darmawan, Ara dan Istri
Ketika itu, awal dari
sebuah pertemuan dalam acara dialog dengan Yusran Darmawan bersama dengan mahasiswa
Ekonomi di fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO. Pada setiap acara dialog, kami sangat
menyambut baik setiap pemateri yang datang dalam memberikan atau menyampaikan materi-materinya
ilmianya, atau hanya sekedar untuk menginspirasi dan memotivasi kami.
Dialog atau diskusi
merupakan bukan hal yang membosankan buat kami. Kami bersemangat menyambut setiap
pemateri yang datang, termasuk kedatangan Yusran Darmawan. Ketika itu, diantara
kami mungkin belum banyak yang tau, Yusran Darmawan itu seorang apa dan asalnya
dimana, termasuk saya sendiri. Pada acara dialog itu, Yusran Darmawan selalu
menyeruhkan agar kami menulis dan menulis, serta memotivasi kami untuk selalu punya
mimpi. Bagiku Yusran Darmawan adalah bukanlah seorang motivator seperti kebanyakan
orang, dia hanyalah orang yang selalu membawa inspiratif dimanapun dia berada, orang
yang sangat peduli dan setia kepada kepenulisan. Orang yang selalu menebar
benih gagasan, dan selalu berhasil membawa sesorang kepenjelajahan dan kepenalaran
makna kata-kata.
Pertemuan itulah yang membawa
kami suatu inspirasi dan motivasi baru. Bagiku Yusran Darmawan adalah Lentera
Pencerah yang selalu membawah pencerahan dalam memperbaiki kami, ketika berada dalam kungkungan kegelisahan
sebagai mahasiswa. Karena selama ini tak tau arah, kemana akan mengalirkan ide
dan menancapkan kata-kata itu.
Yusran Darmawan dalam tulisannya selalu memberikan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Selalu membawa kepenelaran
dan kepenjelajahan dimana dia selalu menajamkan mata penahnya. Semua itu ada,
karena kepiawaiannya dalam mengamati dan memonitor. Semua itu karena tulisan-tulisannya.
Semua karena ketidakletihannya dalam membuka lembaran-lembaran buku dan menjelajah
yang kemudian ditancapkannya di depan leptop/komputer. Semua karena Yusran Darmawan
dan kepandaiannya yang selalu menancapkan mata penahnya, telah merubah saya
pribadi untuk selalu belajar berselancar dalam merangkai kata-kata.
***
Didalam blognya dia selalu
membagikan cerita-cerita sederhana tetapi sangat menakjubkan dan mencerahkan. Setiap
wilayah yang dia kunjungi, setiap buku yang dibaca itu tidak akan sungkan-sungkan
untuk menuliskannya, mengabadikannya, mmembagikannya yang kemudian selalu mengajak orang untuk
selalu menganalisanya. Disanalah kita akan terbawa lantunan kata-kata yang indah,
penyemangat dan juga penuh makna.
Terimah kasih Yusran Darmawan
atas blog-blognya. Saat ini saya telah berada dalam proses penemuan jati diri. Dia mengatakan dalam tulisanmu bahwa menulis itu ibarat otot yang harus
terus-menerus dilatih. Tanpa latihan maka tulisan hanya akan menjadi hambar,
kehilangan daya getar dan sentuhan magis. Tanpa latihan, tulisan hanya akan
menjadi seonggok kata yang tak membawa makna, tak membawa impresi dan tak punya
daya sengat.
Olehnya itu, dengan
penuh keterbatasan ini saya akan terus berlatih, berselancar
dengan kata-kata sekecil dan sesederhana apapun itu. Saya teringat dengan tulisannya yang mengatakan bahwa menulis adalah jalan pedang. Pedang yang di maksud adalah sebagai filosofi hidup dan simbol pemahaman. Dia menganggap bahwa
itu adalah semcam panggilan jiwamu untuk membenahi dan membelah kaum yang
dibungkam, sekecil dan sesederhana apapun usahamu.
Terimah kasih juga kepada Kanda Samsul Anam Illahi yang selalu menyeruhkan kami untuk selalu belajar menulis dan banyak membaca. Bagiku engkau adalah sosok Guru panutan yang tak pernah letihnya memberi kami jalan pedang itu ketika kami berada dalam lorong gelap yang selama ini kami tidak pernah menemui arah pedang itu. Ketika orang lain menjaga jarak, engkau malah merangkul kami yang penuh dengan keterbatasan ini. Terimah kasih juga karena engkau telah memperkenalkan kami seorang sosok inspiratif dalam dunia kepenulisan (Yusran Darmawan) sehingga kami dengan senang hati mengunjungi blog-blognya.**
Sumber Gambar : timurangin@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar