Vandalisme di Raha |
.
Saya masih
teringat bagaimana suasana di bulan Agustus lalu saat saya pulang. Wajah kota
Raha ada sedikit perubahan. Di depan pelabuhan Raha, kita dapat menemukan ada
banyak warga yang menikmati suasana pagi, memandangi laut yang cukup indah. Ada
yang olahraga, ada juga yang menyempatkan diri untuk selfie-selfie. Ketika saya
pulang dengan kapal malam, saya pasti menghabiskan waktu sekitar 15 menit
disini. Ya, sekadar memotret suasana sekitar.
Sebelum terjadi vandalisme |
Tak lupa
pula, saya terus mengomentari adanya sampah-sampah yang membangkai. Bagi saya,
pemerintah daerah tak bisa hanya fokus membuat fasilitas publik, lalu
mengabaikan sampah-sampah yang berserakan di laut. Ke duanya harusnya beriringan.
Namun perlahan-lahan
terus dibenahi. Ada kebanggaan juga tentunya. Dua minggu yang lalu saat balik
di Kendari, saya melihat tersedianya fasilitas untuk menampung sampah di depan
Mesjid Al-Munajat. Ada tong sampah yang disediakan. Dari tulisan yang saya
perhatikan, tong sampah itu disediakan oleh komunitas alumni SMA Raha. Hal positif
seperti ini, harusnya terus digalakkan. Tak lupa pula, perlu ada kesadaran dari
warga untuk mencintai lingkungannya.
.
Setelah
ke Mesjid Al-Munajat, saya kemudian menyusuri tempat lainnya. Tulisan “I Love
Wuna” yang dulu masih lengkap, tinggal menyisahkan “Wuna.” Dua minggu kemudian,
huruf-huruf itu mulai hilang satu persatu.
Prilaku
vandalisme seperti ini tentu sangat tidak terpuji. Bagaimana tidak, fasilitas
publik yang harusnya dijaga, kemudian di rusak. Saya susah mencernah dengan
akal, apa yang membuat pelaku vandalis melakukan ini. Tak bisakah menjaga
fasilitas publik seperti ini, untuk dinikmati bersama. Entah apa yang
merasukinya, saya juga tak pernah tau.
Jika
membaca beberapa refrensi tentang vandalis, kita bisa menemukan bahwa vandalis ini
bagian dari gejala yang mengalami gangguan prilaku atau biasa disebut dengan conduct disorder. Gangguan prilaku ini
terkait dengan emosi atau tingkah laku yang dialami oleh kebanyakan remaja. Di kampung
halaman, saya banyak menemukan remaja-remaja seperti ini. Bahasa gampangnya itu
kenakalan remaja.
Tapi siapa
yang tau, pelaku vandalisme di Raha seorang remaja atau bukan. Kita tak pernah
tau. Semoga ke depan, prilaku-prilaku seperti ini tidak terjadi lagi.
Pemerintah daerah, harus segera terlibat untuk menangani gangguan-gangguan ini.
Di tunggu tulisan berikutx brow
BalasHapus