PERJALANAN yang singkat, pikirku. Setelah saya dan Ila menyetor amplop yang berisikan berkas-berkas persyaratan CPNS di kantor Pos Langara, Konawe Kepulauan, kami berbalik arah menuju Kendari. Kami menghabiskan waktu perjalanan sekira 6 jam pulang-pergi dari Kendari-Konkep dan Konkep-Kendari.
.
Jadwal keberangkatan kapal Very pada pukul 11.00 Wita. Kami berdua tiba tepat pada pukul 11.00. Saat saya memasuki pelabuhan, terlihat di lobi pengambilan tiket mengantri begitu panjang. Anehnya, di lobi pengambilan tiket sangat berantakan, tidak teratur. Para pengantri tiket kemudian saling dorong hingga terjadi keributan. Ini penyakit masyarakat kita. Tak pernah membudayakan mengantri. Saling serobot, semua ingin lebih awal dan terdepan. Pada hal, mengantri hanya bermodalkan kesabaran.
Jadwal keberangkatan kapal Very pada pukul 11.00 Wita. Kami berdua tiba tepat pada pukul 11.00. Saat saya memasuki pelabuhan, terlihat di lobi pengambilan tiket mengantri begitu panjang. Anehnya, di lobi pengambilan tiket sangat berantakan, tidak teratur. Para pengantri tiket kemudian saling dorong hingga terjadi keributan. Ini penyakit masyarakat kita. Tak pernah membudayakan mengantri. Saling serobot, semua ingin lebih awal dan terdepan. Pada hal, mengantri hanya bermodalkan kesabaran.
Setelah saya mengantri tiket yang
melelahkan itu, kami kemudian menuju kapal Very. Tak terbayangkan bagaimana
padatnya Very yang kami tumpangi. Para pejuang NIP itu berdesak-desakan, hingga
ada yang melantai. Semua penuh. Kami berdua pun ikut melantai.
Teman saya Ila mengatakan perjalanan
seperti memang punya seni. Teman-teman saya yang kini jadi PNS, mereka
merasakan hal yang sama, katanya Ila sambil tertawa. Dari situ, mereka
termotivasi agar kesusahan dan kesulitan itu terbayarkan. Mereka belajar dengan
tekun untuk kemudian bisa lolos jadi PNS.
“Saya tau, ini pengalaman pertamamu tes
CPNS kan”, kata Ila sambil terkekeh.
Kami sangat menikmati perjalanan itu. Semua
terbayarkan setelah kami tiba di pelabuhan Wawonii. Saya begitu terkesan dengan
keramahan warganya. Pemandangannya juga begitu indah. Meskipun panas, saya
dengan Ila tak ingin melewatkan momen itu. Kami berdua lalu selfie-selfie di pantai,
dekat pelabuhan Wawonii.
.
Konawe Kepulauan (Pulau Wawonii) di kenal dengan sebutan Pulau Kelapa ini memang punya banyak tempat sumber wisata untuk di kunjungi. Ada permandian Air Panas yang berada di Desa Wungkolo. Pantai Kampa yang memiliki keindahan bawah laut, yang dipadukan dengan pemandangan pasir putih, deburan ombak, pohon-pohon kelapa serta keindahan hutan yang begitu memanjakan mata. Dan masih banyak lagi. Sayang, saya tak bisa mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut. Kepentingan saya, hanya membawa berkas-berkas itu, lalu putar balik untuk kemudian menuju Kendari.
Konawe Kepulauan (Pulau Wawonii) di kenal dengan sebutan Pulau Kelapa ini memang punya banyak tempat sumber wisata untuk di kunjungi. Ada permandian Air Panas yang berada di Desa Wungkolo. Pantai Kampa yang memiliki keindahan bawah laut, yang dipadukan dengan pemandangan pasir putih, deburan ombak, pohon-pohon kelapa serta keindahan hutan yang begitu memanjakan mata. Dan masih banyak lagi. Sayang, saya tak bisa mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut. Kepentingan saya, hanya membawa berkas-berkas itu, lalu putar balik untuk kemudian menuju Kendari.
Hanya 30 menit berada di Konkep, saya
meraskan telah jatuh cinta dengan julukan Pulau Kelapa ini. Dari beberapa
artikel yang saya baca tentang Konkep, saya juga bisa tau bahwa pulau ini
ternyata tidak hanya punya julukan Pulau Kelapa tapi juga Pulau Hati atau Pulau
Cinta. Di sebut Pulau Cinta karena Pulau Wawonii berbentuk hati atau love. Menarik
bukan.
Ah,
mungkin itulah alasan, mengapa orang yang pertama berkunjung di Pulau Wawonii bisa
langsung jatuh cinta. Ada banyak hal yang menarik disana. Kedepan, ada harapan
agar saya bisa punya waktu untuk leluasa mengunjungi Pulau Wawonii.
Semoga.
Laode
Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar