07 Maret 2017

Hari Perempuan Internasional: Ibu adalah Pahlawanku

Ibu dan Ponakanku
Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, maka hargai dan berilah cinta serta kasih sayang pada ibu kita, ibu kalian semua. Dan perempuan-perempuan yang ada disekeliling, istri, tetangga, teman kos, kantor, sambutlah mereka dengan senyum yang tulus, yang menggambarkan bahwa mereka itu ada.
Karena pada dasarnya, perempuan-perempuanlah yang melahirkan kita di dunia ini. Mereka yang membuat mata kita terbuka, demi melihat dunia yang begitu dinamis. Perempuanlah yang selalu mengajarkan kita bagaimana kesabaran itu ditanam di dalam diri. Dan perempuanlah yang selalu mengajarkan kita tentang ketegaran, ketegasan, ketulusan dan rasa syukur dengan apa yang ada pada hari ini.
Siapa perempuan itu? Dia adalah Ibu, yang selama ini selalu hadir ditengah-tengah, dikala kegelisahan menggunting semangat kita.
Kata Ibu, sabarlah nak! Kehidupan di dunia memang seperti ini. Tapi, kamu jangan pernah menyalahkan Tuhan, jika saja hidupmu dirundung dengan kesulitan dan kesusahan. Tawakal adalah obat mujarab agar kita tidak mengingkari kekuasaannya. Jalani kehidupanmu dengan semestinya. Dan jangan lupa bersyukur dengan apa yang kamu kerjakan hari ini. Itu akan lebih baik bagimu, jika tidak nak! Saya akan mendoakanmu disini, semoga apa yang kamu cita-citakan dapat tercapai.
***
Perempuan itu dikatakan sebagai pahlawan (untuk diri kita sendiri) bukan saja karena dia berani turun ke medan perang, lalu berperang habis-habisan. Perempuan pahlawan adalah perempuan yang setiap tetes katanya dapat menggerakan manusia, membuat kita tersadar, lalu kita melakukan hal-hal yang baik.
Kita teringat dengan apa yang diperjuangkan oleh R.A. Kartini. Dalam kungkungan adat Jawanya, ia berani melawan untuk kemudian mendirikan sekolah perempuan. Kartini perihatin dengan nasib kaum perempuan saat itu, yang bahkan untuk pintar saja tidak diperbolehkan, kecuali kaum ningrat. Dia melawan batasan-batasan itu dengan tutur bahasanya yang lembut, yang bermuarakan pada gagasan-gagasan untuk memperbaiki nasib para kaum perempuan.
Kartini terhenti mengajar, saat ia menikah dengan Bupati Rembang. Namun, ia telah berhasil memperjuangkan emansipasi perempuan, menempatkan perempuan sebagai subyek penggerak kemajuan masyarakat bumiputra.
Kisah ini dapat kita tonton di filmnya “ Surat Cinta Untuk Kartini” yang diperankan oleh Chicco Jerikho dan Rania Putri. Ini adalah film edukasi tentang sejarah perjuangan Kartini, saat ia ingin mengangkat derajat perempuan bumiputra. Meskipun film lama, saya sangat suka, dan lagian pemeran utamanya Rania Putri cantik sekali. Tak bosan untuk dipandang. Rania Putri telah membuat saya jatuh hati.
***
Untuk itulah, bahwa perempuan keberadaannya harus dihargai. Pemikirannya juga harus dihargai. Perempuan juga harus ditempatkan dalam dunia sebagai penggerak peradaban.
Kata, Pramoedya Ananta Toer dalam novel Jejak Langkah “Perempuan adalah lautan kehidupan. Tak akan ada peradaban dimuka bumi ini, jika tak ada perempuan.” Jadi hargailah.
Untuk laki-laki dan perempuan, hargailah perempuan-perempuan yang ada disekeliling kalian. Buatlah mereka ada. Terutama untuk Ibu kita, Ibu kalian sendiri. Karena merekalah cahaya yang terang disaat purnama menjelang.
Ibu, rinduku dan cintaku bagai genderang perang, menyelimuti diri ini, yang ingin selalu dekat disampingmu. I Love Ibu.
                                     
                                                                                    Kendari, 8 Maret 2017
                                                                                    Laode Halaidin

0 komentar:

Posting Komentar