Ibu dan Ponakanku |
Bertepatan
dengan Hari Perempuan Internasional, maka hargai dan berilah cinta serta kasih
sayang pada ibu kita, ibu kalian semua. Dan perempuan-perempuan yang ada
disekeliling, istri, tetangga, teman kos, kantor, sambutlah mereka dengan
senyum yang tulus, yang menggambarkan bahwa mereka itu ada.
Karena
pada dasarnya, perempuan-perempuanlah yang melahirkan kita di dunia ini. Mereka
yang membuat mata kita terbuka, demi melihat dunia yang begitu dinamis. Perempuanlah
yang selalu mengajarkan kita bagaimana kesabaran itu ditanam di dalam diri. Dan
perempuanlah yang selalu mengajarkan kita tentang ketegaran, ketegasan,
ketulusan dan rasa syukur dengan apa yang ada pada hari ini.
Siapa
perempuan itu? Dia adalah Ibu, yang selama ini selalu hadir ditengah-tengah,
dikala kegelisahan menggunting semangat kita.
Kata
Ibu, sabarlah nak! Kehidupan di dunia memang seperti ini. Tapi, kamu jangan
pernah menyalahkan Tuhan, jika saja hidupmu dirundung dengan kesulitan dan
kesusahan. Tawakal adalah obat mujarab agar kita tidak mengingkari
kekuasaannya. Jalani kehidupanmu dengan semestinya. Dan jangan lupa bersyukur
dengan apa yang kamu kerjakan hari ini. Itu akan lebih baik bagimu, jika tidak
nak! Saya akan mendoakanmu disini, semoga apa yang kamu cita-citakan dapat
tercapai.
***
Perempuan
itu dikatakan sebagai pahlawan (untuk diri kita sendiri) bukan saja karena dia
berani turun ke medan perang, lalu berperang habis-habisan. Perempuan pahlawan
adalah perempuan yang setiap tetes katanya dapat menggerakan manusia, membuat
kita tersadar, lalu kita melakukan hal-hal yang baik.
Kita
teringat dengan apa yang diperjuangkan oleh R.A. Kartini. Dalam kungkungan adat
Jawanya, ia berani melawan untuk kemudian mendirikan sekolah perempuan. Kartini
perihatin dengan nasib kaum perempuan saat itu, yang bahkan untuk pintar saja
tidak diperbolehkan, kecuali kaum ningrat. Dia melawan batasan-batasan itu dengan
tutur bahasanya yang lembut, yang bermuarakan pada gagasan-gagasan untuk
memperbaiki nasib para kaum perempuan.
Kartini
terhenti mengajar, saat ia menikah dengan Bupati Rembang. Namun, ia telah
berhasil memperjuangkan emansipasi perempuan, menempatkan perempuan sebagai
subyek penggerak kemajuan masyarakat bumiputra.
Kisah
ini dapat kita tonton di filmnya “ Surat Cinta Untuk Kartini” yang diperankan
oleh Chicco Jerikho dan Rania Putri. Ini adalah film edukasi tentang sejarah
perjuangan Kartini, saat ia ingin mengangkat derajat perempuan bumiputra.
Meskipun film lama, saya sangat suka, dan lagian pemeran utamanya Rania Putri
cantik sekali. Tak bosan untuk dipandang. Rania Putri telah membuat saya jatuh
hati.
***
Untuk
itulah, bahwa perempuan keberadaannya harus dihargai. Pemikirannya juga harus
dihargai. Perempuan juga harus ditempatkan dalam dunia sebagai penggerak
peradaban.
Kata,
Pramoedya Ananta Toer dalam novel Jejak
Langkah “Perempuan adalah lautan kehidupan. Tak akan ada peradaban dimuka
bumi ini, jika tak ada perempuan.” Jadi hargailah.
Untuk
laki-laki dan perempuan, hargailah perempuan-perempuan yang ada disekeliling
kalian. Buatlah mereka ada. Terutama untuk Ibu kita, Ibu kalian sendiri. Karena
merekalah cahaya yang terang disaat purnama menjelang.
Ibu,
rinduku dan cintaku bagai genderang perang, menyelimuti diri ini, yang ingin selalu
dekat disampingmu. I Love Ibu.
Kendari, 8 Maret 2017
Laode
Halaidin
0 komentar:
Posting Komentar