Kisah Seorang Nelayan di Purirano

Ini adalah cerita saat saya bertemu dengan nelayan di purirano. Keadaan mereka penuh dengan ketidakadilan.

Kenangan di Puncak Terindah Buton Selatan

Ini adalah bentuk penghayatan, akan indahnya alam. Olehnya itu, alam harus dijaga dengan baik agar kita hidup dalam penuh damai dan tentram.

Menggeluti Ilmu di Perguruan Tinggi

Bersama dengan ilmu pengetahuan kita dapat maju, bergerak dan bersaing dengan pihak-pihak lain. Mari, kita dahulukan pendidikan kita.

Sebuah Perjalanan di Muna Barat

Kami mencari keadilan atas masyarakat yang selama ini teralienasi. Lahan-lahan mereka dipermainkan oleh elit-elit desa, mengeruk keuntungan dengan membodohi masyarakat. Kami menolak dan melawan.

Mencari Keindahan di Danau Maleura

Di danau ini, ada panorama keindahan, yang membuat pengunjung sangat menikmati suasana. Hawa dingin dan air yang jernih dan terdapat banyaknya gua-gua. Ini keren kan. Adanya hanya di Muna.

04 Juli 2015

Untuk Sahabat Yang Mati Muda


Malam ini, tepat pukul 20.30 saya kehilangan salahsatu sahabatku yang paling baik. Sahabat itu, meninggal dengan penyakit yang dideritanya dan selama ini saya tak tahu. Kami menjalani persahabatan kurang lebih tiga tahun, dan setelah di wisuda dia hendak pulang kampung untuk menjalani dan bertarung dengan kehidupan di kampungnya. Malam ini saya merasa kehilangan karena sahabat itu menghadap ke sang yang maha menggenggam untuk menghadapnya.

Kematian memang sesuatu yang misteri. Manusia tak tahu kapan sang maut itu menjemput. Entah sakit atau sehat ketika sang ilahi datang mengenggam untuk menjemput manusia dengan utusannya sang malaikat maka kita tak bisa melerai. Manusia hanya berpasra bahwa inilah saatnya untuk menghadap sang khalik, sang maha pengenggam waktu dan umur manusia.

Untuk sahabatku yang mati muda, engkau telah menorehkan suatu persahabatan yang berarti terhadap manusia, teman-temanmu dan orang-orang di sekitarmu. Saya tak melihat engkau selalu memilih dan memilah persahabatan yang sering dilakukan oleh orang-orang. Saya melihat engkau selalu memperlakukan manusia sebagai sahabat dengan tak memandang status social, kaya atau miskin atau suku. Saya melihat kepribadian itu sebagai seseorang yang rendah hati, ramah dan sopan santun. Itulah yang kudapat selama persahabatan itu.

Selama menjalin persahabatan itu, engkau duluan-lah yang diwisuda dan mendapat gelar Sarjana Hukum. Saat itu, saya teringat dengan senyum ramah-mu ketika aku mengulurkan tangan untuk memberimu selamat karena telah diwisuda. Saya percaya dan yakin meskipun engkau telah menghadap ke sang khalik, yang maha kuasa ke dua orang tuamu pasti akan bangga akan dirimu karena engkau suda menyelesaikan studimu dengan cepat. Meskipun gelar tak dibawah ke sang khalik namun gelar sarjanamu merupakan suatu kebanggaan ke dua orang tuamu, yang mereka impikan selama ini.

Kini, hanya memori persahabatnlah yang menghinggapi. Engkau telah banyak meninggalkan kenangan persahabatan, masa-masa sulit di asrama bersama dengan teman-teman, dan seluruh canda tawamu. Kini engkau telah pergi meninggalkan kami untuk menghadap ke yang maha kuasa, maha mengenggam umur manusia. Selamat jalan sahabatku (Almarhum, Allan) semoga amal kebaikan dan seluruh ibadahmu diterimah disisih Allah swt. Aminnn.........